DPR Minta Pemerintah Antisipasi Laporan FAO Tentang Harga Pangan Global
Terjadi kenaikan paling tajam sejak Juli 2012 terutama pada indeks harga minyak nabati, harga gula, harga sereal dan komoditas pangan lainnya.

MONITORDAY.COM - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) meminta pemerintah dapat untuk mengantisipasi laporan dari Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) tentang terjadinya kenaikan harga sejumlah komoditas pangan global.
"Dalam laporan tersebut, terjadi kenaikan paling tajam sejak Juli 2012 terutama pada indeks harga minyak nabati, harga gula, harga sereal dan komoditas pangan lainnya," kata Anggota Komisi IV DPR, Johan Rosihan dalam siaran persnya, Selasa (8/12).
Selain itu, Johan mengingatkan pemerintah untuk cepat tanggap dalam memperbaiki ketahanan pangan nasional agar tidak terpengaruh signifikan terhadap eskalasi harga pangan dunia.
Menurut Johan, fenomena kenaikan harga pangan global saat ini bisa segera direspons oleh pemerintah dengan cara menyiapkan strategi khusus memperkuat ketahanan pangan nasional berbasis produksi dalam negeri.
"Basis ketahanan pangan dari produksi dalam negeri ini harus digarisbawahi oleh pemerintah karena saat ini indeks ketahanan pangan kita sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh kegiatan impor pangan," ungkapnya.
Dalam kebijakan yang telah ada, pemerintah diharuskan lebih cermat mengelola komoditas pangan strategis, sebab menyangkut hajat hidup rakyat banyak agar tidak mengalami lonjakan harga yang signifikan.
Sedangkan, manajemen harga dan stok pangan harus dikelola secara serius dan professional karena persoalan pangan sangat berpengaruh terhadap stabilitas nasional.
Kemudian, Johan menyampaikan kenaikan harga pangan saat ini semestinya dapat dijadikan sebagai momentum kebangkitan bagi kemandirian dan kedaulatan pangan nasional.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan FAO mengapresiasi upaya ketahanan pangan yang dilakukan Indonesia dan menilai bahwa upaya tersebut dalam jalur yang benar.
Lebih lanjut, Mentan juga mengatakan bahwa apresiasi tersebut disampaikan oleh FAO pada Konferensi Regional Asia Pasifik (APRC) FAO ke-35 terkait upaya ketahanan pangan yang disiapkan oleh setiap negara.
"FAO mengapresiasi bahwa Indonesia pada track yang benar untuk mempersiapkan ketahanan pangan," kata Mentan Syahrul dalam diskusi virtual yang diselenggarakan BNPB, Senin (9/11).
Adapun, Mentan menuturkan dalam pertemuan tersebut, Indonesia telah sepakat untuk tidak melakukan pembatasan ekspor komoditas pangan agar dapat saling menunjang ketahanan pangan, apalagi di kawasan Asia Tenggara.