Warung Tetangga Bisa Bersaing dengan Retail Modern
Program 'Belanja di Warung Tetangga dapat membuat warung atau toko tradisional mampu bersaing dengan retail modern.

MONDAYREVIEW.COM – Wajah Dwi Sayekti (38) tak seperti biasanya, lebih cerah dan sumringah, seperti dandelion. Wajar saja, setelah ikut program ‘Belanja di Warung Tetangga’, toko kuning nan mungil miliknya memang jadi ebih lengkap dan ramai.
Kegembiraan Dwi kian lengkap, lantaran Menteri Koperasi dan UKM (MekopUKM) Teten Masduki meninjau warung sembako miliknya di Gang Bates, Kelurahan Baru, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur pada Kamis (02/07/2020).
MenkopUKM Teten di tengah kunjungannya mengungkapkan, jika selama ini warung tradisional selalu kalah bersaing dengan reatail modern. Salah satu sebabnya, kata dia, karena mereka tidak memiliki akses membeli barang dengan harga yang kompetitif.
Namun, menurut Teten, melalui Program "Belanja di Warung Tetangga" yang ia inisiasi bersama BUMN Pangan, warung atau toko tradisional seperti milik Dwi Sayekti akan mampu bersaing dengan retail modern.
"Kini dengan Program Belanja di Warung Tetangga, dimana melibatkan sejumlah kluster BUMN Pangan, warung-warung itu bisa mendapatkan akses barang yang kompetitif. Ditambah dengan sentuhan teknologi, warung tradisional kini memiliki daya saing tinggi," ujar MenkopUKM Teten Masduki.
Warung Kuning milik Dwi Sayekti dan beberapa warung lainnya yang dikunjungi Menteri Koperasi dan UKM merupakan salah satu peserta toko tradisional yang dilibatkan dalam kampanye "Belanja di Warung Tetangga".
"Ini baru pilot project atau tahap uji coba, di mana dalam bulan Juli ini ditargetkan akan melibatkan seribu warung tradisional. Mereka tak hanya bisa berbelanja bahan sembako dengan harga kompetitif, tetapi juga dibantu dalam manajemen barang dan IT, karena BUMN Pangan juga menyediakan aplikasi untuk belanja sehingga sangat efisien," kata Teten.
Kemenkop pada 2020 menargetkan 15.000 warung tradisional terlibat dalam Program Belanja di Warung Tetangga. "Warung-warung tradisional semacam ini jumlahnya mencapai 3,5juta di seluruh Indonesia. Kalau itu semua bisa kita modernisasi dan terlibat dalam kampanye program ini, saya kira menjadi kekuatan yang luar biasa di sektor retail," tegas Teten.
Terhubung Platform Online
MenkopUKM Teten Masduki juga menjelaskan, kerja sama dengan sejumlah BUMN Pangan itu sekaligus menghubungkan warung tradiaional dengan platform online. “Kami berkolaborasi dengan BUMN Pangan untuk distribusi bahan pangan masyarakat dan kebutuhan bahan baku melalui platform online,” katanya.
Teten berharap melalui program tersebut dapat dipastikan stok bahan pokok tersedia dan dekat dengan masyarakat. Sekaligus memperkuat ekonomi pelaku UMKM, khususnya warung tradisional. “Ini juga untuk menghubungkan warung tradisional yang belum terhubung dengan platform online, sehingga mengurangi mobilitas fisik, pemesanan dan pengantaran via jasa antar,” pungkas Teten.
Kerja sama Kementerian Koperasi dan UKM dengan BUMN Pangan ini dinilai strategis, karena mempunyai gudang di berbagai daerah di Indonesia. Sehingga jika proyek percontohan ini berhasil akan diimplementasikan di seluruh Indonesia.
Dalam tahap uji coba ini, Program Belanja di Warung Tetangga menyediakan sembako meliputi beras, telor, minyak, gula, sarden, kurma, dan tepung. Tahap selanjutnya diperluas pada kebutuhan lauk-pauk, seperti ikan maupun daging.