Disebut Fitnah Prabowo-Sandi, Hasto Tegaskan Siap Dipanggil Bawaslu
Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) oleh kubu Prabowo-Sandi. Pelaporan ini dilandaskan pada dugaan fitnah yang dilakukan oleh Hasto kepada pasangan Capres-cawapres nomor urut 02 itu, yang menyebut bahwa Tim Prabowo-Sandi telah banyak melakukan fitnah dan ujaran kebencian terhadap Jokowi.

MONITORDAY.COM - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) oleh kubu Prabowo-Sandi. Pelaporan ini dilandaskan pada dugaan fitnah yang dilakukan oleh Hasto kepada pasangan Capres-cawapres nomor urut 02 itu, yang menyebut bahwa Tim Prabowo-Sandi telah banyak melakukan fitnah dan ujaran kebencian terhadap Jokowi.
Menanggapi hal itu, Hasto mengaku siap diperiksa atas dugaan tersebut. Ia beralasan, sebagai warga negara yang taat hukum haru menaati langkah hukum yang ada, terlebih Ia mengatakan dirinya tidak merasa melakukan kesalahan seperti yang dituduhkan itu.
“Sebagai warga negara yang taat hukum, saya siap dipanggil dan diperika Bawaslu,” kata Hasto, dalam keterangan tertulis, Kamis (27/12).
Sekjen PDIP itu menuturkan, apa yang dikatakan olehnya terkait adanya fitnah terhadap Jokowi oleh kubu Prabowo semuanya berdasarkan fakta. Ia menilai, hal tersebut akan mencoreng keadaban demokrasi di Indonesia.
“Sejak 2014, dari berbagai pengakuan pihak terpercaya, Obor Rakyat yang penuh fitnah kepada Pak Jokowi dilakukan oleh timses Pak Prabowo. Demikian halnya pada Pilpres 2019, dengan apa yang terjadi pada kasus Ratna Sarumpaet, yang mencoreng keadaban politik kita,” terang Hasto.
Selain itu, kata Hasto, pasangan Jokowi-Maruf Amin diserang secara masif lewat finah dan ujaran kebencian. Serangan itu dilakukan lewat isu-isu sensitif dengan salah satu tujuan agar kepemimpinan Jokowi-Maruf dianggap tidak islami.
Lebih dari itu, Hasto menyebut hasil kajian dari organisasi independen, kelompok prodemokrasi, dan kelompok antihoaks, semua berkesimpulan bahwa Jokowi–Ma’ruf menjadi sasaran hoaks terbesar dibandingkan dengan pasangan Prabowo–Sandi.
“Jadi apa yang saya sampaikan adalah kebenaran dalam politik yang bisa dibuktikan secara faktual maupun bukti material yang bisa dipertanggung jawabkan secara hukum,” tegasnya