Mempertanyakan Kesiapan Prabowo Menjadi Capres

Ahli ilmu politik dan pemerintahan dari Universitas Parahyangan Asep Warlan Yusuf memberi tanggapan soal penegasan Prabowo Subianto yang menerima mandat dari partai Gerindra untuk melaju di pilpres mendatang.

Mempertanyakan Kesiapan Prabowo Menjadi Capres
Ketum Partai Gerindra, Prabowo Subianto/Reuters.

MONITORDAY.COM -  Guru Besar Universitas Katholik Parahyangan Prof Dr Asep Warlan Yusuf memberi tanggapan soal penegasan Prabowo Subianto setelah menerima mandat dari Partai Gerindra untuk melaju di Pilpres mendatang.

Menurut Asep, penegasan Prabowo tersebut masih perlu dipertanyakan lagi, apakah itu benar-benar Ia akan melaju, atau apakah itu hanya ungkapan semangat untuk kader dalam Rakornas Gerindra.

"Prabowo ini apakah betul mandat tersebut akan mutlak Prabowo akan maju sendiri, atau dia nunjuk yang lain. Iya karena itukan di depan kader, tidak mungkinlah mengecewakan kader, itu sebagai bentuk apresiasi atas keinginan kader," kata Asep, kepada monitorday.com, Jum'at (13/4/2018).

Asep menilai, jika Ketua Umum Partai Gerindra itu, menyatakan tidak siap untuk menerima mandat dari kadernya, pada waktu itu, justru merupakan hal yang tidak baik.

Secara elektabilitas, Prabowo memang yang lebih tinggi dari nama-nama lain yang muncul, seperti Gatot Nuryanto, Anies Baswedan, maupun Rizal Ramli. Namun menurut Asep pengalaman Prabowo yang sebelumnya sudah pernah mencalonkan sebanyak dua kali dan gagal, itu perlu diperhitungkan dengan matang.

"Hitungan-hitungan tersebut harus matang, apakah Prabowo harus maju lagi, apakah Ia mendukung orang yang peluang menangnya lebih tinggi dari Prabowo," kata Asep.

Kalaupun Prabowo sudah Pasti menjadi Capres, kata Asep, penting untuk diperhatikan dalam memilih wakilnya. Yaitu harus adanya kecocokan dengan dirinya sebagai Capres, dan juga harus adanya kedekatan secara personal maupun partai.

Selain itu, Cawapres Prabowo harus sesuai dengan kesepakatan partai pengusung.  "Karena Gerindra kan tidak sendirian, harus dengan partai lain seperti PKS atau partai lainnya maka harus sesuai dengan kesepakatan partai. Meskipun punya orang bagus, tapi kalau partai gak sepakat kan enggak bisa," tutup Asep.

[Mrf]