Din Syamsudin: Kerukunan Umat Harus Terus Terjaga
Kerukunan antar umat beragama harus terus dirawat dan dijaga.

MONDAYREVIEW.COM – Kerukunan antar umat beragama harus terus dirawat dan dijaga. Sehingga perdamiaan di Indonesia akan tetap terwujud. Demikian disampaikan utusan khusus presiden untuk dialog dan kerja sama antar agama dan peradaban, Prof Din Syamsuddin saat bersilaturrahim dengan para biksu dan tokoh agama Buddha di sela-sela acara Pertemuan Nasional Para Biksu di Hall C-1 Jiexpo Kemayoran, Jakarta Utara, Kamis (2/11).
Maka itu, Ia meminta agar konflik bernuansa agama di negara lain tidak dibawa-bawa ke Indonesia, sehingga kerukunan umat beragama di Indonesia tetap terjaga. "Tapi janganlah masalah yang ada di luar itu bawa masuk ke Indonesia. Itu harus kita tolak,” tegasnya.
Din melihat bahwa konflik etnis Rohingya di Myanmar tidak hanya disebabkan oleh masalah agama. Bisa juga penyebab konflik tersebut bernuansa etnik. Din mengatakan bahwa krisis kemanusian yang terjadi di Rohingya, Myanmar merupakan masalah penting yang harus segera diakhiri. Masalah ini pun sudah menjadi perhatian oleh seluruh umat Budha di dunia. "Semua umat Buddha baik dari Jepang, Thailand, termasuk dari Indonesia prihatin terhadap tragedi kemanusiaan yang terjadi di Myanmar,” katanya.
Lebih lanjut Ia mengatakan seluruh elemen bangsa memiliki komitmen yang kuat untuk merawat perdamaian di Indonesia. “Alhamdulillah MUI dengan elemen umat Buddha seperti Walubi juga sudah sering terlibat. Bahkan sekarang ikut bersama-sama menangani kemanusiaan itu," imbuhnya.
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini menegaskan bahwa semangat perdamiaan yang dibangun bangsa Indonesia harus menyebar ke seluruh dunia. Maka itu, Ia berharap melalui dialog bersama para biksu di Indonesia akan mempermudah langkah untuk membangun dialog dengan biksu-biksu yang ada di Myanmar. Sehingga perdamiaan di bumi Myanmar akan tercipta.
Din menambahkan bahwa dirinya sebagai Presiden Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) mengaku sudah pernah datang ke Myanmar dan membentuk Inter-Religious Council of Myanmar yang dipimpin oleh biksu muda. "Sekjennya seorang tokoh muslim, sehingga kita sudah bisa berdialog, tinggal nanti bagaimana kita menjangkau tokoh-tokoh agama Buddha maupun Islam yang di lokasi Rakhine State. Itu yang belum banyak kita lakukan," jelasnya.