Pertumbuhan Kredit Membuat Bank-bank di Asia Tenggara Mencetak Laba
Walaupun dalam kisaran moderat, pertumbuhan ekonomi di kawasan ini sangat menjanjikan. Pasar yang gemuk dan relatif stabil mendorong iklim usaha yang baik. Dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 4,8% di lima pasar Asia Tenggara terkemuka termasuk Thailand dan Malaysia, permintaan modal meningkat karena pendapatan rata-rata meningkat dan bisnis berkembang.

MONDAYREVIEW.COM - Pinjaman yang tumbuh signifikan dan operasi manajemen aset yang sehat mendorong bank-bank di asia tenggara panen. Hal ini mendorong kenaikan laba dua digit di tujuh dari 10 pemimpin kawasan ini melalui kapitalisasi pasar.
Walaupun dalam kisaran moderat, pertumbuhan ekonomi di kawasan ini sangat menjanjikan. Pasar yang gemuk dan relatif stabil mendorong iklim usaha yang baik. Dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 4,8% di lima pasar Asia Tenggara terkemuka termasuk Thailand dan Malaysia, permintaan modal meningkat karena pendapatan rata-rata meningkat dan bisnis berkembang.
Deposit dan pinjaman tumbuh, membantu mengangkat keuntungan bank secara keseluruhan. Pertumbuhan yang cepat juga mendorong pemberi pinjaman untuk fokus pada teknologi keuangan untuk melayani konsumen yang sangat membutuhkan pembayaran mobile.
Pertumbuhan tampak kuat, meskipun ada kekhawatiran bahwa faktor-faktor seperti perang perdagangan AS-Tiongkok dapat mengurangi kekuatan ekonomi. Saling ketergantungan antar negara dan kawasan dalam menopang pertumbuhan ekonomi dunia agaknya mulai disadari oleh semua fihak. Sehingga negosiasi diutamakan. AS dan Tiongkok pun menunjukkan tanda-tanda saling pengertian yang kuat dalam meredam perang dagang.
Pertumbuhan pendapatan dan keuntungan perbankan ini bisa dilihat dari data-data sebagai berikut. DBS Group Holdings Singapura memimpin paket dalam laba bersih dan pertumbuhan absolut, mencapai kenaikan 28,1% menjadi 5,63 miliar dolar Singapura ($ 4,14 miliar). Demikian dilansir Nikei Asian Review.
Oversea-Chinese Banking yang juga Bank milik Singapura meraup kenaikan laba hingga 11,1% menjadi SG $ 4,49 miliar, sementara United Overseas Bank memperoleh kenaikan 18,2% menjadi SG $ 4,01 miliar.
Di Indonesia juga terlihat kenaikan yang siginifikan. Bank Rakyat Indonesia mencetak pertumbuhan 11,6% menjadi sekitar 32,35 triliun rupiah ($ 2,29 miliar). Bank plat merah ini menjadi bank dengan pertumbuhan yang sangat signifikan dan memiliki potensi untuk terus tumbuh dalam iklim investasi yang semakin berkembang.
Bank Central Asia mencatat kenaikan 10,9% menjadi 25,9 triliun rupiah. Penghasilan Bank setelah pajak naik 21,2% menjadi 25 triliun rupiah. Ini tentu saja menunjukkan bahwa bank swasta di Indonesia juga mampu mencetak laba yang bagus.
Semantara Kasikornbank Thailand melengkapi daftar peraih dua digit dengan kenaikan 12% menjadi 38,5 miliar baht ($ 1,21 miliar). Di negeri Gajah Putih ini pinjaman juga tumbuh baik dan mendorong pertumbuhan ekonomi negara.
Bank mencatat pertumbuhan pinjaman yang sangat kuat di Indonesia, yang pasarnya lebih dari 250 juta orang menyumbang sekitar 40% dari perekonomian Asia Tenggara dalam hal produk domestik bruto.
Bank Central Asia mencapai peningkatan sekitar 20% dalam keseimbangan pinjamannya untuk bisnis besar, serta kenaikan sekitar 13% terhadap perusahaan-perusahaan kecil dan lonjakan 12% dalam hipotek.
Bank Rakyat Indonesia juga melihat pertumbuhan dua digit dalam pinjaman kepada individu dan usaha kecil. Kedua bank menikmati marjin bunga bersih dalam kisaran 6% hingga 7%, dengan kredit bermasalah mencapai hanya 1% hingga 3% dari total.
Untuk Malayan Banking Malaysia, juga dikenal sebagai Maybank, saldo hipotek domestik naik sekitar 8%, sementara pinjaman untuk usaha kecil naik sekitar 15%.
Pinjaman bank dan kartu kredit masih merupakan wilayah baru bagi banyak orang Malaysia dan Indonesia, memberi bank lahan subur untuk membuat terobosan dan meningkatkan pinjaman dan keuntungan.
Laba bersih Maybank tumbuh 7,9% menjadi 8,11 miliar ringgit ($ 1,98 miliar), sementara rekannya Public Bank mencatat kenaikan 2,2% menjadi 5,59 miliar ringgit.