Di Akhir Hayatnya, Mantan Pengedar Narkoba ini Mengucap "Laa Ilaaha Illallah"

Di Akhir Hayatnya, Mantan Pengedar Narkoba ini Mengucap "Laa Ilaaha Illallah"
kbr.id

MONITORDAY.COM - Pada 29 Juli tahun 2016 silam, tersangka pengedar narkoba kelas kakap menjalani eksekusi hukuman mati. Freddy Budiman namanya. Pria kelahiran Surabaya ini menjadi terkenal setelah masuk daftar hitam Kepolisian Republik Indonesia sejak tahun 2009. Keluar-masuk penjara tidak membuatnya kapok di dunia narkoba. Kasus terparah yang dilakukannya adalah mengembangkan jaringan pengedar dan meracik narkoba secara mandiri di dalam sel. Hingga pada tahun 2016, aksinya di dunia hitam terhenti.

Terakhir Freddy mendekam di lapas Batu, Nusa Kambangan. Disana perubahan ditunjukkan olehnya. Penampilannya yang dulu urakan, saat itu menjadi bergamis dan berjenggot. Menurut Rohaniman, orang yang menemaninya di ruang isolasi, ia berubah menjadi sosok yang lebih religius. Ia mengaku menyesal dan meminta masyarakat Indonesia untuk menjauhi lubang haram narkoba.

Kabarnya, dalam ceramah Ustadz Fatih Karim, hari-hari menjelang eksekusi mati Freddy isi dengan beribadah. Bahkan dalam sehari ia dapat mengkhatamkan Al-Quran sebanyak 7 kali. Tidak ada yang tahu kapan kita akan mati. Beruntungnya Freddy Budiman, ia tahu kapan waktunya mati. Sehingga ia bisa benar-benar mempersiapkan kematian.

Kita bisa belajar dari kasus Freddy Budiman. Sebelum ia menemukan jalan pulangnya menuju Allah. Kepahitan melingkupi hidupnya, ia dibenci satu Indonesia, dicaci oleh hukuman, dan dijajah perasaan bersalah. Bahkan, depresi sempat menghantuinya untuk bunuh diri. Tidak ada untungnya dari berbuat maksiat, kecuali kesenangan fana dan perasaan gelisah.

Jika dihitung-hitung, dosa Freddy sudah menggunung. Namun, Allah dengan kasih sayangnya, menyorotkan cahaya hidayah ke dalam hati Freddy. Ia pun bertaubat. Selalu ada tempat bagi orang-orang yang ingin kembali. Sebanyak apapun dosa, jika kita ingin kembali, Allah siap mengampuni semua dosa itu. Allah berbisik melalui surat cinta-Nya, “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” (QS. Az Zumar: 53).

Di akhir hayatnya, sebelum tembakan dilesatkan, Freddy masih sempat mengucap kalimat laa ilaaha illallaah. Dan menurut kesaksian sipir penjara, jenazahnya ringan dan wajahnya tersenyum. Sekali lagi, betapa beruntungnya Freddy bisa tahu kapan waktu kematiannya. Sedangkan kita? Apakah kita yakin akan mati dalam keadaan beriman? Siapa yang bisa jamin kita mati akan mengucap laa ilaaha illallah?

Freddy Budiman mengajarkan bahwa sekotor apapun kita, pintu maaf Allah selalu terbuka. Bertaubatlah, akselerasikan iman, buat Allah mencintai kita. Selama iman bercokol di hati, peluang mati mulia masih bisa terjadi. Semoga Allah wafatkan kita dalam keadaan husnul khatimah, aamiin.