Calon PM Belanda Geert Wilders Berencana Menutup Semua Masjid dan Melarang Alquran
Sosok yang ditabalkan sebagai Donald Trump dari Belanda ini menyatakan nilai-nilai Islam tidak kompatibel dengan nilai Belanda.

MONDAYREVIEW.COM – Menjelang pemilihan umum yang dihelat di Belanda pada 15 Maret 2017, Partai untuk Kebebasan pimpinan Geert Wilders unggul sementara dalam berbagai poling.
Geert Wilders dalam wawancara khususnya dengan USA Today kembali mengobarkan kebencian kepada pihak Islam. Sosok yang ditabalkan sebagai Donald Trump dari Belanda ini menyatakan nilai-nilai Islam tidak kompatibel dengan nilai Belanda.
“Nilai-nilai Belanda berdasarkan pada agama Kristen, Yudaisme, dan humanisme. Islam dan kebebasan adalah sesuatu yang tidak kompatibel,” kata Geert Wilders dalam wawancara khusus dengan USA Today. “Kamu dapat melihat di hampir semua negara dimana muslim mendominasi. Di sana terjadi defisit kebebasan, masyarakat sipil, aturan hukum, kelas menengah, jurnalis, kaum gay, orang yang murtad dari agama – mereka semua memiliki masalah tersebut. Dan kami harus mengimpornya.”
Politikus berusia 53 tahun tersebut berencana untuk menutup semua masjid, melarang Alquran, dan menutup perbatasan negara dari imigran negara Islam untuk mencegah penyebaran ajaran Islam. Politikus sayap kanan ini juga mengomentari pelarangan imigran dari 7 negara Islam masuk ke Amerika Serikat untuk mencegah teroris masuk ke negara adikuasa tersebut.
Sementara itu populisme dari Partai untuk Kebebasan pimpinan Geert Wilders semakin meningkat seiring Brexit dan kemenangan Donald Trump. Dikarenakan Brexit sejalan dengan kebijakan menutup pintu dan antiimigran dari Partai untuk Kebebasan. Kemenangan Trump juga memperlihatkan bagaimana kebijakan garis keras dan antiimigran bisa meraih kemenangan.
Kemungkinan nilai-nilai Partai untuk Kebebasan diterapkan masih bergantung pada pemilu 15 Maret 2017 nanti. Dengan sistem multipartai yang dianut Belanda, diperkirakan dibutuhkan koalisi untuk memerintah. Sementara itu sejumlah partai politik telah menyatakan keengganannya untuk berkoalisi dengan partai pimpinan Geert Wilders tersebut.