Blusukan untuk Indonesia Lebih Baik

MONDAYREVIEW.COM – Sosok Joko Widodo dikenal dengan istilah blusukan. Bagaimana Jokowi mengecek dengan terjun langsung ke lapangan. Blusukan pun terus melekat ketika dirinya menjadi Wali Kota Surakarta, Gubernur DKI Jakarta, dan Presiden RI ke-7. Blusukan memang diperlukan untuk mengecek apakah suatu kebijakan berjalan dengan semestinya, untuk mendengarkan secara langsung aspirasi rakyat, serta mengikis informasi yang salah karena sekadar Asal Bapak Senang.

Sementara itu sosok Indra Sjafri  merupakan pelatih yang dikenal menggunakan konsep blusukan untuk mencari talenta-talenta di skuat asuhannya. Keberhasilan mengantarkan timnas U-19 menjadi juara Piala AFF U-19 dan melaju ke Piala Asia U-19 dengan menyingkirkan Korea Selatan menunjukkan buah dari blusukan lelaki berusia 54 tahun ini.

Indonesia yang menghampar dari Sabang-Merauke dengan lebih dari 17.000 pulau memang menyimpan potensi tersendiri di daerah. Namun, kadang talenta di daerah tersebut terpendam, dikarenakan ketiadaan akses serta sarana yang kurang mendukung.

Film dan novel Laskar Pelangi merupakan contoh nyata bagaimana talenta cerdas itu hadir. Melalui Laskar Pelangi seolah kita diajak untuk “blusukan” menemui keindahan alam Belitong sekaligus semangat belajar dan kecerdasan natural.

Masih dalam konteks pendidikan, dikenal Gerakan Indonesia Mengajar dimana para pemuda, pemudi Indonesia diajak untuk menjadi guru di daerah Terdepan, Terpencil, Tertinggal (3T) di negeri ini. Dengan menjalani langsung kehidupan di sana, selain dapat mentransfer ilmu, kaum muda dapat merasakan langsung kehidupan saudara sebangsanya.

Dengan kontur Indonesia yang begitu luas dan beragam, konsep blusukan memang diperlukan untuk diaktualisasikan dalam berbagai aspek. Boleh dibilang blusukan itu perlu dan penting untuk Indonesia yang lebih baik.