Defisit Anggaran Turun, Serapan Masih Minim

Defisit Anggaran Turun, Serapan Masih Minim
Ilustrasi uang

MONDAYREVIEW.COM- Pemerintah berhasil menekan defisit? Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan defisit anggaran pada akhir tahun berada pada kisaran 1,86 persen-1,87 persen terhadap PDB. Ini akan menjadi salah satu momentum bersejarah.

Walau pernah terjadi. Defisit tahun 2018 ini hampir dipastikan lebih rendah dari target dalam APBN 2018 sebesar 2,19 terhadap PDB.

"Ini mungkin pencapaiaan yang pertama kali bahwa kita bisa kendalikan defisit APBN dengan tanpa APBN-P," kata Direktur Jenderal Anggaran, Kemenkeu, Askolani, Bali, Rabu (5/11/2018).

Sebenarnya, angka defisit di bawah 2 persen pernah terjadi. Yang istimewa karena APBN 2018 tidak mengalami perubahan di tengah jalan atau tanpa APBN-P.

Setiap tahun pemerintah biasanya, mengajukan APBN-P ke DPR. Hal itu dilakukan dengan berbagai pertimbangan. Pertimbangan itu antara lain penerimaan pajak yang tidak optimal, belanja yang tak terkendali hingga menjaga defisit tak lewat dari 3 persen sesuai amanat UU Keuangan.

"Tetapi tahun ini terbalik, sangat terbaik. Satu penerimaannya sangat baik, pajak maupun non pajak, belanjanya juga mulai cukup optimal, kemungkinan di bawah dari target 2,19 persen," ungkap Askolani. Realisasi pendapatan negara sebesar Rp 1.483,9 triliun, atau naik 20,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya tumbuh 3,5 persen.

Penerimaan pajak menjadi penunjang utama kenaikan penerimaan negara. Tahun lalu penerimaan pajak hanya tumbuh 0,5 persen. Realisasi penerimaan perpajakan Rp 1.160,7 triliun pada akhir Oktober 2018, atau tumbuh 17 persen dari akhir Oktober 2017. Disamping penerimaan pajak Rp 1.016,5 triliun, tumbuh 17,6 persen pada penerimaan bea cukai Rp 144,1 triliun, tumbuh 13,3 persen.

Yang juga tumbuh tinggi adalah Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Realisasinya mencapai Rp 315,4 triliun, tumbuh 34,5 persen dibandingkan akhir Oktober 2017. Adapun sisa pendapatan negara berasal dari penerimaan hibah Rp 7,8 triliun, tumbuh 170,6 persen. Prosentasenya kenaikannya tinggi namun secara keseluruhan jumlahnya relatif kecil dalam struktur APBN.

Penerimaan negara hingga 31 Oktober 2018 masih jauh dari target di APBN 2018 yakni sebesar Rp 1.897,7 triliun. Ini masih merupakan pekerjaan rumah bagi Pemerintah pada tahun 2019.

Realisasi belanja negara mencapai Rp 1.720,8 triliun, tumbuh 11,9 persen. Sementara target di APBN 2018 sebesar Rp 2.220,7 triliun. Serapan anggaran ini masih minim dan menyebabkan seretnya perputaran ekonomi. Untuk keseimbangan primer negatif Rp 23,8 triliun.