Beragama Itu Keren! Menjawab Tren Ateisme Baru

MONITORDAY.COM - Ateisme sudah ada sejak dulu kala. Dalam khazanah Islam, seorang ateis disebut dengan mulhid atau dahriyyun. Ateis adalah manusia yang tidak percaya adanya Tuhan Sang Pencipta dan Pengatur Semesta. Bagi ateis, Tuhan adalah hasil imajinasi manusia. Bukan benar-benar ada.
Seorang ateis juga tidak mempercayai kehidupan setelah mati. Salah satu contoh ateis adalah Stephen Hawking. Bagi Hawking manusia seperti komputer. Setelah mati, maka tubuhnya akan terpecah menjadi partikel kecil dan kembali bersama alam. Tidak ada ruh. Ruh hanyalah hasil pikiran manusia. Maka tidak ada apa-apa setelah mati.
Pemahaman ateisme dan kampanye ateisme begitu mudah kita temukan hari ini seiring dengan perkembangan teknologi informasi. Para ateis juga sering menggugat agama dan Tuhan yang dianggap menjadi biang kekacauan di dunia ini. Bagi para ateis, pertumpahan darah di dunia ini adalah ulah umat beragama.
Menghadapi ideologi ini tentu sebagai umat beragama kita harus dapat menjawabnya. Jangan sampai banyak diantara anak muda yang terpengaruh oleh keberadaan pikiran ateis. Bagaimana caranya?
Serangan dari ideologi seperti ateisme bukan pertama kali ini terjadi. Sejak dahulu umat Islam sudah menghadapi perdebatan semacam ini. Lahirlah ilmu kalam guna mengcounter paham-paham yang menyimpang dari Islam.
Salah satu cara ampuh menghadapi ateisme adalah dengan adu argumentasi rasional. Karena ateis tidak mungkin menerima ayat-ayat kitab suci. Maka kita perlu memperkuat logika dalam menyanggah argumen mereka. Di sinilah peran ilmu mantik dan filsafat. Maka dari itu kita tidak boleh anti dengan filsafat.
Contoh sederhana ateis berpendapat bahwa alam semesta ini ada dengan sendirinya. Tidak mungkin diciptakan. Kita bisa menyanggah dengan sederhana. Mungkinkah sesuatu ada dengan sendirinya?
Silahkan lihat sekeliling anda. Ada rumah. Mungkinkah rumah ada dengan sendirinya tanpa ada yang membangun? Ada kursi. Mungkinkah kursi ada dengan sendirinya tanpa ada tukang kayu yang membuatnya? Ada mobil. Mungkinkah mobil ada dengan sendirinya tanpa ada pabrik yang memproduksinya?
Dengan akal sehat kita dapat dengan mudah membantah argumen para ateis tersebut. Terlebih dengan berbagai keteraturan yang ada di dunia ini. Mungkinkah jika tak ada yang mengaturnya?
Ateis mengatakan bahwa Tuhan tidak ada. Mereka mengatakan bahwa jika memang Tuhan ada, mana buktinya? Mereka ingin melihat Tuhan secara langsung dalam wujud aslinya. Sayangnya mereka sendiri tidak bisa membuktikan bahwa Tuhan tidak ada.
Dalam soal hidup setelah mati, mereka mengatakan bahwa tidak ada apa-apa setelah kematian kita. Kita bisa jawab, bagaimana jika Tuhan ada? Maka ateis rugi. Karena mereka akan disiksa.
Sedangkan bagi orang beragama, jika ternyata Tuhan ada, maka orang beragama akan beruntung. Jika tidak ada, maka orang beragama tidak rugi juga. Jadi lebih baik dan lebih aman kita beragama saja. Jangan terpengaruh ideologi ateisme.