Aplikatifnya Buah Karya Para Peneliti Muda di Ajang LPSN

Jadi risetnya ada di masyarakat.

Aplikatifnya Buah Karya Para Peneliti Muda di Ajang LPSN
Presentasi peserta LPSN SMP 2017 bidang IPA dan Lingkungan (ditpsmp)

MONDAYREVIEW.COM - Mengingat pentingnya dunia penelitian dalam proses pembelajaran, maka Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama merasa perlu terus menumbuhkan aktivitas penelitian bagi peserta didik. Penumbuhan aktivitas penelitian sudah dilaksanakan secara berkelanjutan, salah satunya melalui Lomba Penelitian Ilmiah Remaja (LPIR). Dan pada tahun 2016, LPIR diubah menjadi Lomba Penelitian Siswa Nasional (LPSN). Pada penyelenggaraannya di Jakarta, 9-13 Oktober 2017 di Hotel Grand Sahid Jaya merupakan kali kedua belas event lomba penelitian tingkat nasional ini dihelat. LPSN SMP tingkat nasional tahun 2017 memperlombakan 102 naskah dengan peserta yang tersebar dari 32 provinsi di Indonesia.

Indonesia sendiri menurut juri Ilmu Pengetahuan Alam dan Lingkungan, Lisman Suryanegara merupakan kajian penelitian yang begitu kaya dan seakan tak habis-habis untuk digali. Tak ayal kekayaan alam Indonesia ini hingga diistilahkan sebagai zamrud khatulistiwa.

“Sekarang itu nama yang ngetrend biodiversity – keanekaragaman hayati. Indonesia masih kaya tapi terancam. Kaya biota lautnya. Aduh indah-indah, banyak sekali makhluk hidupnya. Ikan-ikan, tumbuhan lautnya. Belum lagi yang ada di hutan. Kita itu kaya,” ungkap pria berkacamata ini seperti dilansir situs ditpsmp.

Jika menilik sub tema LPSN SMP 2017 yakni “Meningkatkan Inovasi untuk Menggunakan Sumber Daya di Lingkungan Sekitar demi Memberi Manfaat bagi Masyarakat, buah karya para peneliti muda tersebut begitu aplikatif.

“Dari tadi presentasi mengambil tema-tema yang aplikatif. Jadi risetnya ada di masyarakat. Sebagai contoh bagaimana cara mengusir semut untuk proses produksi jamur. Itu juga kan aplikatif. Bermanfaat untuk home industry. Ada juga pemanfaatan limbah kulit kerang untuk menyerap gas-gas beracun. Itu juga aplikatif untuk masyarakat yang kena bencana seperti letusan gunung berapi. Ataupun lingkungan yang terpolusi oleh asap kendaraan atau pabrik, maskernya bisa digunakan. Jadi banyak sekali kalau menurut saya penelitian dari adik-adik SMP ini bisa diaplikasikan di masyarakat,” terang Lisman yang merupakan peneliti di Pusat Penelitian Biomaterial LIPI.