Hilangnya Etika Politik Bangsa
Massa FPI Pamekasan mendatangi rumah Ibunda Mahfud MD di Pamekasan menuntut Pemerintah tidak membawa HRS ke ranah hukum.

MONDAYREVIEW.COM – Demokrasi meniscayakan banyaknya suara terkait dengan kebijakan pemerintah. Demokrasi pun mengharuskan adanya oposisi sebagai control pemerintah. Maka demokrasi mengharamkan hanya ada satu warna dalam pemerintahan. Bangsa kita memutuskan untuk menjadikan demokrasi sebagai platform bernegara. Maka konsekuensinya adalah pemerintah selalu bisa dikritik dan munculnya tokoh oposisi. Tokoh oposisi yang sedang naik daun adalah Habib Rizieq Shihab. Sayangnya HRS mempunyai beberapa kasus hukum yang belum dituntaskan.
Menkopolhukam Mahfud MD dalam beberapa kesempatan mengkritik HRS. Hal ini menempatkannya sebagai pejabat negara yang head to head dengan Imam Besar Umat Islam tersebut. Melalui akun twitternya, beberapa kali Mahfud mengeluarkan cuitan terkait HRS. Konflik antara Mahfud MD dan HRS merupakan hal yang sah dalam demokrasi dalam kerangka perbedaan pendapat. Pada akhirnya biar public yang menilai manakah antara dua tokoh ini yang lebih layak untuk diadopsi pemikirannya.
Sayangnya terjadi sebuah insiden yang seharusnya tidak perlu terjadi. Massa FPI Pamekasan mendatangi rumah Ibunda Mahfud MD di Pamekasan menuntut Pemerintah tidak membawa HRS ke ranah hukum. Massa bahkan mengancam akan membakar rumah Ibunda Mahfud tersebut jika tuntutannya tidak dipenuhi. Atas kejadian ini Mahfud MD geram karena massa berani untuk mendemo ibunya. Banyak pihak yang turut mengecam aksi ini karena dinilai tidak bisa membedakan antara ranah public dan ranah privat.
Insiden tersebut adalah cerminan hilangnya etika politik pada sebagian masyarakat kita. Mengintimidasi orang tua atau keluarga seorang pejabat public tidak dibenarkan dalam demokrasi. Jika tidak setuju dengan kebijakannya, maka kritiklah kebijakannya atau datangi pejabatnya. Adapun jika yang didatangi malah keluarga sang pejabat, tentu hal tersebut adalah salah sasaran. Sayangnya hal tersebut masih banyak dilakukan oleh oknum di negara ini. Menyikapi aksi tersebut, GP Anshor siap pasang badan guna mengamankan rumah ibunya Mahfud MD dari aksi massa lanjutan.
Dalam demokrasi dimana kebebasan merupakan pondasi utama, etika politik tetaplah dibutuhkan. Sehingga kebebasan bisa dibingkai oleh etika ini, tidak menjadi kebebasan yang liar. Kebebasan mestilah tetap mempunyai batasan. Kebebasan tanpa batasan akan menjadi sesuatu yang liar yang bisa menghancurkan siapapun. Maka dari itu etika politik mesti disosialisasikan secara massif.
Masyarakat mesti diberikan pemahaman bahwa perbedaan pendapat merupakan hal biasa yang tidak mesti disikapi secara emosional. Masyarakat juga mesti disadarkan bahwa kultus individu tidaklah baik. Biar bagaimanapun selama masih manusia, maka selalu ada potensi salah dan dosa. Membela sosok mati-matian merupakan pengkhianatan terhadap akal sehat. Membela boleh saja, suka boleh saja, simpatik boleh saja, namun harus dengan sikap yang proporsional. Sikap politik dengan bingkai etika akan membuat demokrasi kita sehat. Sebaliknya sikap demokrasi tanpa etika politik akan membuat politik kita ugal-ugalan menuju kehancuran.