Andika Perkasa dan Kemungkinan Sosok Capres Militer 2024

MONITORDAY.COM - Puan Maharani yang mengenakan blazer warna krem mengetuk palu dan menutup sidang. Satu interupsi dari anggota parlemen tak ditanggapinya. Telah sah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI pada (8/11/2021) menyetujui pengangkatan Andika Perkasa sebagai Panglima TNI menggantikan Hadi Tjahjanto yang akan memasuki masa pensiun. Proses yang sangat mulus berlangsung. Nyaris sama seperti saat Listyo Sigit Prabowo ditunjuk menjadi Kepala Kepolisian Republik Indonesia.
Sempat berhembus kabar ada tarik-menarik kepentingan sebelum Surat Presiden diteken dan dikirimkan ke parlemen. Apa yang terjadi di panggung belakang dan panggung tengah politik di balik penunjukan Andika Perkasa masih menyisakan ruang untuk dianalisis lebih jauh.
Masa jabatan Andika jika kelak dilantik menjadi Panglima TNI hanya sekira setahun alias 12 bulan saja. Waktu yang sangat singkat sebelum ia harus meletakkan jabatan karena memasuki masa pensiun. Ini berarti akan ada dinamika yang sangat tinggi dalam penentuan pengganti Andika sebagai Panglima tahun depan.
Lepas dari itu, Andika juga memiliki peluang untuk maju dalam kontestasi politik 2024. Hipotesis ini bukan untuk menarik-narik Andika dalam politik di saat ia harus menjabat sebagai Panglima yang mengawal netralitas prajurit. Justru untuk membangun kesadaran politik baru di atas asas transparansi dan keterbukaan.
Semakin banyak calon pemimpin bangsa yang akan berlaga dalam Pemilu 2024 tentu semakin baik. Apalagi jika presidential threshold tidak diberlakukan sehingga mampu menekan peran para aktor oligarkis yang berlawanan dengan arah konsolidasi demokrasi.
Bagi kalangan sipil, kemunculan sosok berlatar militer harus menjadi cermin lemahnya kaderisasi kepemimpinan. Meski jika seorang prajurit TNI memasuki masa pensiun ia akan menjadi rakyat sipil, relasi dan koneksi dalam jejaring militer potensial untuk tetap mempengaruhi cara pandang dalam mengatur negara dan menjalankan pemerintahan.
Kehadiran Andika dalam perbincangan publik, pernyataannya saat menjalani fit and proper test di DPR, dan rekam jejaknya mulai di klik oleh publik terutama netizen. Ada sejumlah catatan yang dielaborasi monitorday.com terkait kans Andika sebagai pemimpin nasional.
Pertama, di tengah atmosfer demokrasi yang terbelah, rakyat merindukan sosok militer untuk hadir kembali memimpin. Andika Perkasa sosok militer yang tegas sekaligus ramah mengingatkan kita pada sosok SBY kala menjadi pujaan hati rakyat hingga terpilih menjadi Presiden RI.
Kedua, latar belakang pendidikan bidang public policy membuat Andika menjadi sosok militer yang memahami urusan politik. Bidang keilmuan ini memberikan pisau analisis bagi Andika untuk membedah masalah dan urusan rakyat.
Ketiga, pengalaman Andika di Korps Baret Merah termasuk di Sat 81 Penanggulangan Teror sangat penting dalam mengawal keutuhan NKRI. Pendekatan kemanusiaan dan diplomasi dalam mengatasi konflik tetap harus diutamakan, namun kemampuan dalam mengendalikan situasi sosial politik membutuhkan kemampuan intelijen dan pertahanan strategis.
Keempat, Andika cukup populer di media sosial. Akun TNI AD cukup banyak mendapat respon netizen. Tak hanya itu belakangan, Fadli Zon sering memamerkan kedekatannya dengan Andika Perkasa di masa lalu. Popularitas dan elektabilitas Prabowo yang paling tinggi, namun jika Prabowo merestui dan memberikan dukungannya kepada Andika bukan tidak mungkin ia akan melenggang ke istana.
Kelima, Tak dapat dipungkiri di belakang Andika ada sosok mertuanya yakni AM Hendropriyono yang pernah menduduki jabatan Kepala Badan Intelijen Negara. Posisi ini tidak selamanya menguntungkan bagi citra Andika Perkasa. Ia harus mampu menunjukkan karakter dan kepemimpinan yang kuat agar publik percaya bahwa ia bukan bonek atau wayang yang digerakkan oleh dalang atau tokoh lain.