Agar Manusia Tak Menjadi Binatang

Agar Manusia Tak Menjadi Binatang
Sumber gambar: pixabay.com

MONITORDAY.COM - Islam adalah agama yang memandang manusia sebagai makhluk yang mulia. Hal ini diterangkan Al Qur'an bahwa sesunggunya Allah SWT telah memuliakan anak cucu Adam. Manusia lebih tinggi derajatnya dari hewan..Sebabnya manusia dikaruniai akal pikiran. Sesuatu yang tak ada dalam diri hewan. 

Baik manusia dan hewan mempunyai insting bertahan hidup. Itulah kenapa manusia dan hewan makan, minum dan berhubungan seksual. Namun dengan akalnya manusia bisa membedakan yang mana yang baik dan salah. Manusia bisa memilih apa yang bermanfaat dan apa yang berbahaya bagi dirinya. Hewan tidak begitu. Mereka hanya menuruti insting alaminya. 

Salah satu yang diatur dalam kehidupan manusia adalah hubungan seksual, suatu insting alami agar spesies manusia tidak punah. Dalam dunia binatang, hubungan seksual tidak diatur oleh norma tertentu. Asal suka sama suka, dan sedang birahi, dua ekor kucing bisa berhubungan seksual memuaskan hasratnya. Terkadang tak peduli waktu dan tempat. 

Manusia jelas tidak seperti itu. Ada sebuah norma yang dinamakan dengan pernikahan atau perkawinan. Berhubungan seksual di luar pernikahan dianggap sebagai perbuatan tercela. Namun belakangan ada sekelompok orang yang tidak masalah dengan free seks. Bahkan mengkampanyekan agar manusia dibebaskan untuk melakukan seks tanpa norma tertentu. 

Agama Samawi melarang hubungan seksual di luar pernikahan. Yang melegalkannya adalah paham sekularisme yang memang meniadakan peran Tuhan dalam kehidupan. Pihak yang mengkampanyekan bolehnya seks bebas menganggap aturan larangan seks bebas dari agama tidak rasional. Hal ini menunjukan ketidakpahaman mereka terhadap ajaran agama. 

Untuk berbicara dengan mereka memang tidak bisa dengan dalil=dalil rasional. Namun juga harus dengan argumen yang masuk akal. Larangan seks bebas sangat masuk akal. Karena bagian dari menjaga keturunan (hifzh an nasl). Jika hubungan seksual tidak diatur, maka akan banyak anak yang lahir tanpa bapak yang jelas. Yang jadi korban selalu perempuan. 

Ada sanggahan bahwa hari ini sudah ada tes DNA, sehingga akan dengan mudah diketahui DNA seorang anak. Namun ada hal lain yang harus dipertimbangkan. Tanpa ikatan pernikahan yang sakral, seorang laki-laki bisa saja membuahi seorang perempuan lalu kabur tanpa tanggung jawab. Ini disebabkan tidak adanya ikatan sakral. Oleh karena itu sudah benar saat agama mengatur relasi seksual antar manusia.