Ancaman Krisis Energi dari Eropa Hingga Asia

Ancaman Krisis Energi dari Eropa Hingga Asia
Antrean SPBU/ net

MONITORDAY.COM - Energi menjadi kebutuhan utama masyarakat modern di seluruh belahan dunia. Hari-hari ini menjadi hari yang mencemaskan bagi beberapa negara. Jika beberapa bulan lalu kita melihat antrean mobil di SPBU terjadi di Lebanon kali ini Inggris dan China pun mengalami krisis energi. 

Tagihan listrik yang harus dibayar warga di Inggris menjadi sorotan utama publik. Sejumlah masalah muncul mulai dari mahalnya harga listrik, langkanya makanan dan padamnya sumber penerangan warga. Harga gas di Eropa naik  250% sejak Januari 2021. 

Jika dirupiahkan, tarif listrik di Inggris mencapai sekira Rp 9,3 juta. Harga kontrak pembelian listrik juga mendekati rekor tertinggi di Inggris, listrik banyak diimpor dari Prancis. Tak hanya konsumen perusahaan listrik pun ngos-ngosan. Industri energi pun terancam bangkrut. Harga produksi listrik rata-rata 291,18 euro (Rp 4,8 juta) per megawatt-jam.

Ada beberapa penyebab yang diduga melatarbelakangi kenaikan harga listrik dan gas. 

#1. Dibukanya kembali ekonomi negara-negara setelah penguncian akibat Covid-19. Ini mengakibatkan naiknya permintaan yang belum dapat diimbangi oleh ketersediaan (supply) dan rantai pasok. 

#2. Musim gugur sudah hampir berakhir. Masuknya musim dingin, yang mendorong permintaan lebih tinggi, baik di Eropa maupun Asia. Kebutuhan energi saat musim dingin cenderung lebih tinggi dan konsumen ingin mengamankan persediaan energi untuk menghadapi kondisi cuaca yang tidak bersahabat. 

#3. Kekurangan pasokan menjadi salah satu isu yang cukup mencemaskan pasar dan pada gilirannya mengakibatkan panic buying. Pasokan gas juga berkurang akibat penghentian produksi di fasilitas milik Amerika Serikat (AS). 

#4. Pengetatan aturan pasar karbon di Uni Eropa (UE). Inggris yang menerima konsekuensi dari Brexit harus berhadapan dengan berbagai aturan yang diterapkan oleh Uni Eropa. Salah satunya adalah ketentuan mengenai pasar karbon untuk mengendalikan pemanasan global dan perubahan iklim. 

#5. Ditambah lagi dengan isu manipulasi perusahaan gas Rusia, Gazprom, untuk mendongkrak harga.

#6. Belum lagi listrik tenaga angin yang tak maksimal berfungsi saat musim dingin.


Tak hanya listrik harga gas juga mengalami kenaikan signifikan. Misalnya kenaikan harga CO2 yang digunakan untuk penyembelihan dan sistem pendingin guna memperpanjang stok makanan, seperti daging, unggas bahkan minuman bersoda.