Ameer Azzikra Meninggal, Kematian Tidak Pandang Bulu

MONITORDAY.COM - Kabar duka hadir dari keluarga ulama Alm. KH. Arifin Ilham, putra keduanya, Muhammad Ameer Azzikra menghembuskan napas terakhir pada Senin dini hari (29/11) di usia yang masih sangat muda, 20 tahun, akibat komplikasi penyakit liver dan paru-paru. Alm. Ameer dinyatakan meninggal setelah melewati penanganan di ICU. “Allah lebih sayang abang ternyata, selamat jalan Muhammadku..”, tulis sang istrie, Nadzira Shafa di Instagram Story.
Alm. Ameer dikenal sebagai sosok yang ceria. Ia berhasil tampil percaya diri sebagai pendakwah muda. Pepatah ‘buah jatuh tak jauh dari pohonnya’ nampaknya terjadi pada kehidupan adik Alvin Faiz ini. Seperti sang ayah, ia menjadi pendakwah. Di hari-hari menjelang kematiannya, Alm. Ameer mengaku mimpi bertemu Rasulullah. Hal serupa terjadi pada Alm. KH. Arifin Ilham yang memimpikan Rasulullah sebelum kematiannya.
Di mata para sahabat, Alm. Ameer adalah orang yang lembut dan baik hati, bahkan saat ada orang yang membully-nya, ia hanya menanggapinya dengan tersenyum. Alm. Ameer ternyata dekat juga dengan para ulama dan ustadz terkenal di Indonesia. Ini dibuktikan dari ramainya ucapan doa dan duka dari akun para ulama tersebut.
Ustadz Abdul Shomad turut memposting momen kebersamaan beliau bersama Alm. Ameer, dalam caption tertulis doa dan nasihat, “Anaknya lembut, baik, sopan. Allah lebih sayang pada Ameer. Tak layak bagi orang yang masih dalam penjara lebih kuat tangisnya melepas orang keluar dari penjara. Engkau sudah lepas dari huru hara dunia yang penuh dengan fitnah ini Ameeer. Al-Fatihah untuk Amer bin KH. M. Arifin Ilham.”
Jenazah Alm. Ameer dikebumikan di samping makam ayahnya di Pesantren Azzikra, Gunung Sindur, Sentul Bogor. Banyak orang mendatangi pemakamannya, bahkan tidak sedikit orang yang mensholatkannya secara ghoib (tidak di tempat).
Di usia 20 tahun, Alm. Ameer terlihat sudah banyak menorehkan amal kebaikan di hati banyak orang. Hal ini terbukti dari banyaknya ucapan doa dan belasungkawa yang datang dari berbagai kalangan. Cita-citanya menjadi husnul khatimah, sepertinya memang Allah kabulkan. Bahkan menurut sahabatnya, Syakir Daulay, jenazah Amer wangi saat ia cium.
Ia juga pernah bercita-cita ingin menyempurnakan separuh agama (menikah) sebelum ajal menjemput, dan cita-cita ini benar-benar Allah kabulkan. Tepat 5 bulan yang lalu ia menikahi Nadzira Shafa yang masih berusia 19 tahun.
Alm. Ameer sering berpesan dan memberi motivasi kepada para pengikutnya agar membiasakan diri dengan kebaikan. Dalam suatu kesempatan, ia pernah berkata, “Anak muda yang terbaik adalah bukan anak muda yang mendunia, tapi anak muda yang mengakhirat.”
Sebaik-baik nasihat adalah kematian. Kematian tak ubahnya seperti pintu gerbang menuju kehidupan abadi, kehidupan akhirat. Pintu gerbang ini memisahkan belenggu penjara dunia dan alam keabadian akhirat. Sejatinya setiap orang pasti melewati pintu tersebut. Tapi, apakah kita sudah siap melewatinya? Sebab untuk menembus alam akhirat itu tak mudah, kita harus membekali diri dengan ketakwaan, agar mendapat kebahagiaan sejati disana.
Belajar dari Ameer, kematian tidak pernah pandang bulu, muda, tua, kaya, miskin, semua sama saja, semua pasti mati. Pelajaran paling berharga dari kematian seseorang adalah jangan menanti-nanti dan menunggu untuk bertaubat dan memperbaiki diri, karena belum tentu besok kita masih ada dan bernapas.
Dunia ini singkat. Hanya tiga hari, hari kemarin, hari ini dan hari esok. Hari kemarin adalah masa lalu, hari besok adalah masa depan. Dan masa depan terjelas kita bukanlah ‘kita sukses menjadi apa atau siapa’, tapi masa depan kita adalah kematian. Maka, persiapkan diri untuk menghadapinya. Jenazah yang akan dikuburkan besok, mereka sedang bernapas hari ini.