2 Fakta Mengenai Varian Omicron

2 Fakta Mengenai Varian Omicron
Ilustrasi/ Foto: Istimewa.

MONITORDAY.COM - Jelang libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru) dunia digegerkan dengan varian baru virus Corona. 

Sejumlah negara pun kembali memperketat aturan pembatasan Covid-19 seperti syarat kedatangan pendatang asing hingga lockdown nasional akibat varian baru yang dinamai Omicron, sebagai variant of concern (VOC). 

Varian tersebut pertama kali terdeteksi di Afrika, dan diduga sejumlah ahli lebih menular dari varian Covid-19 lainnya. 

Adanya varian Omicron itu memicu kekhawatiran terkait vaksin Covid-19 yang sudah ada saat ini diduga tak begitu mempan membasmi varian baru ini. 

Berikut dua fakta menurut para ahli soal Omicron atau varian dengan nomor ilmiah B.1.1.529. 

Asal Usul Omicron 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan varian Omicron pertama kali teridentifikasi di Afrika Selatan pada (9/11/2021) lalu. 

Adapun  WHO menetapkan Omicron dalam daftar Variant of Concern (VOC). 

Variant of Concern adalah varian yang menjadi perhatian karena memiliki tingkat penularan tinggi, virulensi yang tinggi, dan menurunkan efektivitas diagnosis, terapi serta vaksin yang ada. 

Sementara status varian Omicron bergabung ini sama seperti beberapa varian lain yang lebih dulu masuk kategori Varian of Concern WHO yakni varian Alpha, Beta, Gamma, dan Delta. 

Kini, kasus Covid-19 varian Omicron di Afrika Selatan meningkat di hampir setiap provinsi di negara tersebut. 

Sedangkan varian dengan nomor ilmiah B.1.1.529 itu saat ini telah menyebar ke setidaknya delapan negara mulai dari Inggris, Jerman, Belgia, hingga Hong Kong. 

Pusat pencegahan dan Pengadilan Penyakit Eropa menyebutkan, varian Omicron berpotensi lolos kekebalan vaksin dan lebih cepat menular dibandingkan varian Delta. 

"Ada risiko tinggi hingga sangat tinggi yang akan menyebar di Eropa," sebut lembaga tersebut sebagaimana dikutip dari CNN. 

Lalu, para ahli pun telah mengusulkan agar WHO menetapkan varian tersebut sebagai perhatian berdasarkan sejumlah besar mutasi varian, kemungkinan peningkatan risiko infeksi ulang, dan bukti lainnya.

Keganasan varian Omicron

Para ilmuwan hingga kini masih terus melakukan penelitian dan belum bisa menjelaskan dengan detail apakah varian ini lebih menular dan mampu mengurangi efikasi vaksin Covid-19 yang sudah ada. 

Salah satu yang memicu kekhawatiran para ahli adalah varian Omicron memiliki jumlah mutasi yang sangat tinggi, bahkan melebihi 30 sel kunci protein spike. 

Jumlah mutasi itu tidak biasa bila dibandingkan dengan varian Covid-19 lainnya selama ini. 

Disisi lainnya, para ilmuwan khawatir tingginya jumlah mutasi varian Omicron dapat membuat varian Covid-19 ini lebih mudah menular dan mengurangi kekebalan imun. 

Dalam hal ini, para ilmuwan berulang kali menegaskan bahwa mutasi dan varian virus corona akan terus bermunculan. Varian Omicron menjadi salah satu yang perlu diwaspadai dunia. 

"Kita telah melihat berbagai varian Covid-19 bermunculan setiap lima sampai enam bulan, dan sebagian besar dari mereka tidak banyak jumlahnya. Tapi ini (Omicron) berbeda. Perilakunya berbeda, seperti jauh lebih menular daripada varian Delta," ujar Dekan Sekolah Kesehatan Publik Brown University, Dr Ashish Jha. 

Selain itu, Manufaktur vaksin seperti Moderna dan Pfizer/BioNTech pun segera melakukan penelitian terhadap dampak varian Omicron terhadap efikasi vaksin buatan mereka. 

Sejumlah ahli juga mengatakan, jika vaksin Covid-19 yang sudah ada tidak cukup efektif melawan Omicron, satu-satunya solusi yang memungkinkan sementara adalah memberikan dosis vaksin booster kepada masyarakat.