17 Agustus 1945, Suatu Pagi di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta

Tepat pukul 10.00 waktu setempat 72 tahun silam, di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta, peristiwa bersejarah dan langkah awal Indonesia membuka lembaran baru setelah masa penjajahan.

17 Agustus 1945, Suatu Pagi di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta
Proklamasi Indonesia (goodnewsfromindonesia)

MONDAYREVIEW.COM - Tepat pukul 10.00 waktu setempat 72 tahun silam, di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta, peristiwa bersejarah dan langkah awal Indonesia membuka lembaran baru setelah masa penjajahan. Ir. Sukarno didampingi oleh Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia serta upacara penaikan bendera Merah Putih. Maka masyarakat Indonesia secara resmi menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945.

Sejarah panjang mengiringi kisah pilu dan saksi semangat masyarakat Indonesia untuk memproklamirkan kemerdekaan, setelah dijajah ratusan tahun, Indonesia mampu mendapatkan kemerdekaan tanpa bentuk hadiah atau pemberian dari penjajah. Bukti nyata bahwa Indonesia mendapatkannya melalui perjungan panjang para pahlawan dan masyarakat.

Menengok kepada catatan sejarah detik-detik proklamasi 17 Agustus 1945 dari situs Sekretariat Negara Republik Indonesia. Disebutkan bahwa sebelum kemerdekaan terlaksana, terjadi konflik internal di tubuh Indonesia. Konflik ini terjadi antara golongan pemuda dan golongan tua. Namun konflik ini secara garis besar untuk tujuan sama yaitu kemerdekaan Republik Indonesia.

Konflik antar golongan pemuda dan golongan tua dilatarbelakangi oleh golongan tua yang menginginkan kemerdekaan Republik Indonesia diraih tanpa pertumpahan darah, melainkan melalui koordinasi dan rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.

Golongan pemuda menginginkan kemerdekaan didapatkan melalui usaha sendiri tanpa campur tangan Jepang. Akibatnya golongan pemuda melakukan penekanan-penekanan untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia melalui Sukarno.

Tanggal 15 Agustus 1945 sekitar pukul 22.00 di kediaman Soekarno jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, terjadi perdebatan sengit antara golongan muda dan golongan tua, kedua belah pihak sempat memanas, baik dari golongan muda diantaranya Chaerul Saleh, Sukarni, Wikana. Golongan pemuda mengancam akan melakukan pertumpahan darah jika esok hari tidak diproklamirkan.

Sukarno pun sempat naik darah kepada golongan muda, dan situasi semakin memanas, golongan tua sendiri kala itu Mohammad Hatta, Sukarno, Soebarjo, Iwa Kusumasomantri, Djojopranoto dan Sudiro. Perdebatan sengit akhirnya didapatkan keputusan melalui Hatta bahwa usulan golongan pemuda tidak diterima karena tidak memperhatikan risiko yang ditimbulkan serta akan banyak memakan korban jiwa.

Desakan golongan muda tidak berlangsung hanya disitu. Akhirnya pada tanggal 16 Agustus 1945 jam 04.00 dinihari terjadi peristiwa penculikan Sukarno dan Hatta. Sekelompok pemuda membawa mereka menuju Rengasdengklok bertujuan agar Sukarno dan Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan.

Kondisi ini membuat panik golongan tua yang berada di Jakarta, Mr. Ahmad Soebarjo sebagai perwakilan dari golongan tua sementara golongan muda diwakili oleh Wikana, berdiskusi untuk membicarakan kemerdekaan Republik Indonesia. Laksamana Tadashi Maeda menjamin keamanan mereka selama berada di rumahnya. Akhirnya didapatkan kesepakatan bahwa golongan pemuda melalui Jusuf Kunto mengantar Ahmad Soebarjo menjemput Sukarno dari Rengasdengklok.

Jaminan dari golongan tua bahwa kemerdekaan Republik Indonesia akan diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1945 selambat-lambatnya jam 12.00. malam 16 Agustus 1945 di rumah Laksamana Maida dilakukan perundingan merumuskan teks Proklamasi. Malam itu pula, Ir. Sukarno, dan Hatta didampingi Laksamana Maida menemui Kepala Pemerintahan Umum Jepang Mayor Jenderal Nishimura.

Pemerintah Jepang tidak menghalang-halangi Indonesia untuk merdeka, oleh karena itu rombongan pemuda kembali ke rumah Laksamana Maida untuk merumuskan kemedekaan Indonesia. Hingga pukul 04.00 dinihari, rumusan teks proklamasi selesai dirumuskan.

Akhrnya pada jam 10.00 di kediaman  Sukarno Jalan Pegangsaan Timur nomor 56, Indonesia menyatakan merdeka melalui Sukarno dan Hatta serta dilanjutkan dengan upacara penaikan bendera Merah Putih.