Di Balik Kocek Go-Jek Yang Makin Melambung

Wajah Revolusi Industri 4.0, internet of thinking, muncul dari start up layanan ojek online. Siapa sangka kini meraup invetasi hingga 24 triliun Rupiah.

 Di Balik Kocek Go-Jek Yang Makin Melambung
Go-Jek.com

 

 

 

Go-Jek sebagai Start-Up  dan Revolusi Industri 4.0

Gojek muncul sebagai aplikasi transportasi online yang menghubungkan ojek motor dengan pelanggan. Tidak berhenti pada  layanan ojek daring, Go-Jek telah memperluas layanan digitalnya. Sejalannya waktu, GoJek mengembangkan bisnis mereka hingga ke alat pembayaran mobile, GoPay.

Gojek kini juga menyediakan layanan mobil dan taksi hingga pemesanan makanan online. Sejak berdiri pada tahun 2011, Gojek kini kian aktif mendorong pertumbuhan pengguna pembayaran nontunai Gopay pada layanannya.

Era revolusi industri 4.0 ditandai dengan perkembangan teknologi otomasi dan cyber industry yang memiliki ciri-ciri speed (kecepatan), huge scale (memiliki skala besar), dan menimbulkan multiplier effect yakni semua kegiatan ekonomi dapat memicu kegiatan ekonomi lainnya.

Bermula di tahun 2010 sebagai perusahaan transportasi roda dua melalui panggilan telepon, Go-Jek kini telah tumbuh menjadi on-demand mobile platform dan aplikasi terdepan yang menyediakan berbagai layanan lengkap mulai dari transportasi, logistik, pembayaran, layan-antar makanan, dan berbagai layanan on-demand lainnnya.

Kecepatan, inovasi, dan dampak sosial diwujudkan Go-Jek dalam layanan yang terus berkembang. Para driver Go-Jek mendapatkan akses ke lebih banyak pelanggan melalui aplikasi ini. Mereka juga mendapatkan santunan kesehatan dan kecelakaan, akses kepada lembaga keuangan dan asuransi, cicilan otomatis yang terjangkau, serta berbagai fasilitas yang lain.

GO-JEK telah beroperasi di 50 kota di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Bali, Makassar, Medan, dan sebagainya. Go-Jek berencana akan memperluas layanannya hingga Papua dalam waktu dekat ini seiring dengan kucuran dana dari Astra dan dioperasikannya satelit Palapa Ring.

 

Investasi yang telah didapatkan di awal

Siapa sangka setelah 8 tahun berdiri Go-Jek telah memperoleh dana sebesar $1,8 miliar, atau sekitar Rp24 triliun. Beberapa sessi pendanaan terakhir memperlihatkan investasi dari nama-nama perusahaan besar yang turun membiayai start-up fenomenal ini.

Dilansir Tech In Asia, Gojek telah mendapatkan pendanaan sebanyak empat kali dalam kurun waktu 2015-2017. Sebanyak tiga di antaranya tertutup, yaitu Juni 2015 dari NSI Ventures, kemudian pada Oktober 2015 dari Sequoia Capital, dan Agustus 2017 dari Tencent dan JD.com.

Sementara, pada Agustus 2016, Gojek mendapatkan pendanaan secara terbuka sebesar 550 juta dolar AS (Rp 448,52 miliar) dari Sequoia Capital.

Pada sesi selanjutnya, Google bersama sejumlah investor telah mengucurkan investasi ke Go-Jek beberapa saat lalu.  Saat itu, Gojek mendapat dana sebesar 1,2 miliar dolar AS (Rp 16,2 triliun) dari Alphabet, induk usaha Google. Selain Google, investor asal Singapura, Temasek Holdings, KKR & Co, Warburg Pincus LLC dan platform online China Meituan-Dianping pun akan berpartisipasi dalam suntikan dana tersebut.

Gojek kembali mendapatkan suntikan dana segar dalam jumlah yang lebih besar dari investasi sebelumnya . JD.com Inc menginvestasikan sekitar US$100 juta di Gojek. Tencent Holdings Ltd, media sosial Tiongkok dan perusahaan hiburan online pun menyusul menggelontorkan investasinya ke start-up fenomenal ini.
 

Investasi dari Astra dan Grup Djarum

PT Astra Internasional Tbk menginvestasikan dana sebesar 150 juta dolar AS atau sekitar Rp 2 triliun ke Go-Jek  beberapa waktu lalu. Tentu langkah Astra ini tidak lepas dengan upaya yang telah dilakukannya dalam menyesuaikan diri dengan perkembangan bisnisnya di era digital.  

Langkah ini diharapkan akan menguntungkan kedua belah fihak dengan kelebihan yang dimilikinya. Presiden Direktur PT Astra Internasional Tbk Prijono Sugiarto menilai, Gojek merupakan pemain utama dalam ekonomi digital Indonesia saat ini. NIlai tambah dan inovasi digital menjadi target Astra.

Program Astra dalam bidang digital berkaitan dengan database (basis data) yang dimiliki terkait penjualan motor dan mobil. 4,5 juta sepeda motor dan 600 ribu mobil. Tentu saja Astra tidak hanya melihat potensi kerjasama ini sebatas untuk mendukung penjualan motor dan mobil mereka. Ekosistem bisnis Astra akan terintegrasi dengan ekosistem Go-Jek dan berbagai ekosistem lain yang telah ada di dalamnya.

Sementara itu Go Jek akan mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang luar biasa dari Astra sebaga perusahaan yang terbukti  bertahan dan semakin berkembang dalam kurun waktu yang cukup lama hingga hari ini. Keahlian operasional Astra akan mendukung inovasi Go- Jek. Inovasi berkaitan dengan UMKM.

Selain dari Astra, Gojek juga mendapatkan investasi dari Grup Djarum. Modal disuntikkan perusahaan modal ventura milik Grup Djarum, yaitu Global Digital Prima (GDP) Ventures, melalui anak perusahaannya, yaitu PT Global Digital Niaga (GDN). Kendati begitu, nilai investasinya belum diketahui.