Prancis dan Kebebasan yang Melukai Islam
Perancis memang moyangnya kebebasan. Sejarah mencatat slogan Liberte, Egalite, Fraternite. Semangat dan ideologi yang menjunjung tinggi Kebebasan, Persamaan, dan Persaudaraan melekat kuat dalam kehidupan Republik 'serba bebas' ini.

MONDAYREVIEW.COM - Perancis memang moyangnya kebebasan. Sejarah mencatat slogan Liberte, Egalite, Fraternite. Semangat dan ideologi yang menjunjung tinggi Kebebasan, Persamaan, dan Persaudaraan melekat kuat dalam kehidupan Republik 'serba bebas' ini.
Nilai-nilai itu sekarang diuji kala berhadapan dengan pandangan agama yang sakral. Prancis memberi kebebasan berekspresi bahkan untuk menghina agama, Nabi, dan Tuhan. Kebebasan yang hampir tanpa batas seperti yang dipertontonkan oleh majalah Charlie Hebdo. Juga pembelaan yang dinyatakan Presiden Emmanuel Macron. Kebebasan yang akhirnya melukai sebagian anak bangsanya sendiri dan melukai perasaan jutaan bahkan miliaran muslim dunia.
Negara-negara berpenduduk mayoritas muslim mengecam keras pernyataan Presiden Perancis yang menyudutkan Islam sebagai agama terkait terbunuhnya seorang guru bernama Sammuel Patty. Termasuk Indonesia yang juga mengecam keras pernyataan Presiden Perancis yang menghina agama Islam yang telah melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia.
Deprecated: Return type of LayerShifter\TLDExtract\Result::offsetExists($offset) should either be compatible with ArrayAccess::offsetExists(mixed $offset): bool, or the #[\ReturnTypeWillChange] attribute should be used to temporarily suppress the notice in /home1/mondaytv/public_html/monitorday_baru/application/third_party/domain-parser/layershifter/tld-extract/src/Result.php on line 189
Deprecated: Return type of LayerShifter\TLDExtract\Result::offsetGet($offset) should either be compatible with ArrayAccess::offsetGet(mixed $offset): mixed, or the #[\ReturnTypeWillChange] attribute should be used to temporarily suppress the notice in /home1/mondaytv/public_html/monitorday_baru/application/third_party/domain-parser/layershifter/tld-extract/src/Result.php on line 203
Deprecated: Return type of LayerShifter\TLDExtract\Result::offsetSet($offset, $value) should either be compatible with ArrayAccess::offsetSet(mixed $offset, mixed $value): void, or the #[\ReturnTypeWillChange] attribute should be used to temporarily suppress the notice in /home1/mondaytv/public_html/monitorday_baru/application/third_party/domain-parser/layershifter/tld-extract/src/Result.php on line 251
Deprecated: Return type of LayerShifter\TLDExtract\Result::offsetUnset($offset) should either be compatible with ArrayAccess::offsetUnset(mixed $offset): void, or the #[\ReturnTypeWillChange] attribute should be used to temporarily suppress the notice in /home1/mondaytv/public_html/monitorday_baru/application/third_party/domain-parser/layershifter/tld-extract/src/Result.php on line 267
A PHP Error was encountered
Severity: 8192
Message: Creation of dynamic property CI_DB_mysqli_driver::$failover is deprecated
Filename: database/DB_driver.php
Line Number: 371
Backtrace:
File: /home1/mondaytv/public_html/monitorday_baru/application/config/config.php
Line: 338
Function: DB
File: /home1/mondaytv/public_html/monitorday_baru/index.php
Line: 325
Function: require_once
An uncaught Exception was encountered
Type: mysqli_sql_exception
Message: Got error 'empty (sub)expression' from regexp
Filename: /home1/mondaytv/public_html/monitorday_baru/system/database/drivers/mysqli/mysqli_driver.php
Line Number: 307
Backtrace:
File: /home1/mondaytv/public_html/monitorday_baru/application/models/Post_model.php
Line: 57
Function: query
File: /home1/mondaytv/public_html/monitorday_baru/application/controllers/Home_controller.php
Line: 139
Function: get_baca_juga
File: /home1/mondaytv/public_html/monitorday_baru/index.php
Line: 325
Function: require_once
Pernyataan Macron dapat memecah belah persatuan antar-umat beragama di dunia. Padahal, saat ini dunia memerlukan persatuan untuk menghadapi pandemi Covid-19. Demikian pernyataan Presiden Joko Widodo.
Pandangan Pemerintah Indonesia jelas. Kebebasan berekspresi yang mencederai kehormatan, kesucian, serta kesakralan nilai-nilai dan simbol agama sama sekali tidak bisa dibenarkan dan harus dihentikan. Mengaitkan agama dengan tindakan terorisme adalah sebuah kesalahan besar. Terorisme adalah terorisme. Teroris tidak ada hubungannya dengan agama apa pun.
Sementara itu menurut laporan France24.com Presiden Emmanuel Macron mengatakan bahwa dia dapat memahami jika umat Islam dikejutkan oleh kartun Nabi Muhammad. Seiring dengan langkah pihak berwenang Prancis hingga yang kemarin berusaha untuk memastikan apakah seorang pemuda Tunisia yang dicurigai membunuh tiga orang dengan pisau di dalam sebuah gereja Nice mendapat bantuan dari luar.
Prancis berada di ujung tanduk setelah republikasi kartun Nabi Muhammad pada awal September oleh majalah mingguan Charlie Hebdo. Publikasi itu memicu serangan di luar kantor pada kesempatan sebelumnya, lalu pembunuhan seorang guru. Disusul dengan kekerasan di geraja Nice dan Lyon.
Pernyataan Macron - dengan mengatakan Prancis tidak akan pernah melepaskan haknya atas karikatur memicu protes di dunia Muslim setelah pembunuhan guru Samuel Paty awal bulan ini - yang telah menunjukkan kartun Nabi Muhammad di kelasnya.
Namun dalam upaya nyata untuk merangkul umat Islam. Ia memberi pernyataan panjang yang lebih lembut dalam wawancara panjang di saluran TV yang berbasis di Qatar, Al-Jazeera. Macron menjelaskan bahwa ia bisa mengerti bahwa orang bisa dikejutkan oleh karikatur itu, tetapi ia tidak akan pernah menerima bahwa kekerasan bisa dibenarkan.
Kebangkitan serangan oleh para Islamis radikal di tanah Prancis telah menghidupkan kembali perdebatan sengit tentang Islam, sekularisme dan diskriminasi di Prancis, rumah bagi populasi Muslim terbesar di Eropa. Tetapi suara Muslim sebagian besar tidak masuk ke dalam percakapan.
Pada tanggal 2 Oktober, pada hari Presiden Emmanuel Macron mengumumkan rencananya untuk memerangi "separatisme Islam" di Prancis, walikota pinggiran kota Paris Trappes, Ali Rabeh yang berusia 35 tahun, diundang oleh penyiar Prancis CNews untuk membahas langkah-langkah yang diusulkan Macron untuk membasmi Islam garis keras.
Perdebatan sengit terjadi. Kota Trappes dituding menerapkan syariat Islam. Hal yang disangkal oleh Rabbeh.
Islam atau Prancis
Amel Boubekeur, seorang peneliti di Universitas Grenoble yang berspesialisasi dalam Islam Prancis, menjelaskan bahwa Islam adalah topik favorit para politisi dan media, Muslim jarang menyampaikan pendapatnya.
Akibatnya adalah kesulitan untuk memahami keragaman pendapat dan adat istiadat yang luar biasa di antara sekitar lima juta orang yang merupakan populasi Muslim Prancis, yang terbesar di Eropa.
Ada beberapa alasan untuk ini, termasuk keengganan struktural oleh negara sekuler Prancis untuk mengakui dan terlibat dengan pluralitas agama. Boubakeur juga menunjuk pada warisan masa lalu kolonial Prancis "dalam kecenderungan untuk memandang Muslim sebagai satu blok yang homogen" dengan latar belakang imigran.
"Dan kemudian ada peningkatan bobot dari sayap kanan, yang telah memaksakan topik yang mereka sukai - Islam dan imigrasi - di bagian paling atas agenda," tambah sosiolog itu.
Hal ini telah membuka jalan bagi ujaran kebencian oleh orang-orang seperti Éric Zemmour, pendukung CNews lainnya, yang berpendapat bahwa Muslim harus memilih antara Islam dan Prancis, mengabaikan mayoritas Muslim Prancis yang menghargai hukum dan nilai-nilai negara. Demikian laporan france24.com beberapa waktu lalu.