Refleksi 1 Juni di Tengah Pandemi, CEO MMG Ajak Maknai Pancasila Seutuhnya

Memaknai pancasila sebaiknya tidak hanya sebatas kata-kata yang terdapat pada 5 sila itu, tapi harus lebih luas dan utuh

Refleksi 1 Juni di Tengah Pandemi, CEO MMG Ajak Maknai Pancasila Seutuhnya
Founder Monday Media Group, H.M Muchlas Rowi yang sering disapa Kang Rowi.

MONDAYREVIEW.COM - Memaknai pancasila sebaiknya tidak hanya sebatas kata-kata yang terdapat pada 5 sila itu, tapi harus lebih luas dan utuh dalam pemaknaanya, karena Pancasila dirumuskan dalam rangka mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Apalagi,  muatan nilai-nilai yang terdapat didalamnya mengutarakan gelora jiwa bangsa Indonesia yang sepakat tidak menginginkan situasi yang merusak nilai kemanusiaan  di alam kemerdekaan.

"Pancasila itu terbenam di dalam jiwa bangsa Indonesia. kata Sukarno, pancasila adalah kepribadian yang menjiwai kehidupan bangsa Indonesia," ujar Founder Monday Media Group, H.M Muchlas Rowi yang sering disapa Kang Rowi.

Ditegaskan Kang Rowi, Indonesia yang dikenal sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai keanekaragaman berimplikasi pada dimensi pemaknaan spritual yang ada dalam Pancasila.

Makna spritual inilah yang mempersatukan keanekaragaman di Indonesia. Digali lebih dalam lagi,  akan ditemukan makna di dalam makna, apa itu? dialah cinta. Berangkat dari cinta yang mempersatukan itu yang kemudian menyadarkan setiap anak bangsa untuk memperjuangkan kemerdekaan. Dari Cinta merdeka itulah yang menghidupkan paham kebangsaan Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika. 

Pria kelahiran Garut, 31 Agustus 1972 ini megakui bahwa peringatan hari lahirnya pancasila ditengah pandemi ini terasa sangat spesial.  Bagi Kang Rowi, saatnya Masyarakat dan Pemerintah menjadikan musibah ini sebagai  momentum membumikan makna persatuan untuk mengakhiri musibah ini.

Presiden Jokowi tak ingin warganya terus menerus meratapi duka nestapa pandemi tanpa ada solusi. New Normal menjadi solusi terbaik keluar dari tatanan kehidupan lama menuju pola hidup baru yang lebih efisien. 

"Bencana covid-19 telah membuat perekonomian nasional menjadi lesu. Lantas kita harus terus menerus melihat angka-angka worldmeters yang mengindikasi bahwa kurva peningkatan, baik yang terinfeksi dan angka kematian akibat corona tidak melandai. Saya rasa tidak demikian, terlebih indikasi COVID-19 ini lebih pada imunitas diri masing-masing. Jika ada warga yang memang terbiasa menjaga pola hidup sehat. Maka dia akan menjalani keadaaan ini dengan berbagai himbauan pemerintah yang tujuannya baik dan mulia," bebernya.

Suami dari dr. Nurul Wahdah ini pun menegaskan makna pancasila ditengah pandemi ini dikerahkan pada  optimalisasi membantu sesama dan melakukan aksi gotong royong berdasarkan nilai-nilai Pancasila.

Sama halnya dengan gerakan BANGGA atau bantu tetangga yang digaungkan Monday Media Group. Pemaknaan BANGGA juga berbasis pada pancasila. Seruan BANGGA juga sudah menggema sampai ke berbagai belahan dunia. Hal ini diketahui ketika Kang Rowi yang konsisten mengkampanyekan gerakan BANGGA di seluruh media sosial juga di diskusi virtuyal KOPI PAHIT. 

Komisaris Jamkrindo ini juga meneropong makna gotong-royong dan tolong menolong dalam Pancasila, yang mengajarkan betapa membantu tanpa melihat ras, agama, dan kesukuan adalah nutrisi tersehat untuk berbangsa dan bernegara. Maka dari itu, persatuan dalam kebangkitan nilai-nilai Pancasila perlu terus digaungkan

Sumbangsih Islam terhadap Pancasila

Selain itu, peringatan hari pancasila ini merefleksikan sumbangsih Founding Fathers yang juga dikenal para Cendekia Muslim bersepakat agar mengedepankan semangat persatuan. Hal ini dapat dibuktikan dengan keikhlasan mereka menempatkan sila pertama adalah Tuhan Yang Maha Esa bukan menjadikan Islam sebagai dasar Negara. Mereka sadar, ada saudara non-muslim yang berketuhanan, sehingga keputusan dijadikannya sila pertama pada nilai-nilai kekuasaan ilahi ini dinilai tepat.

Sebagaimana dikatakan oleh Alamsyah Ratu perwiranegara – bahwa Pancasila merupakan hadiah dan pengorbanan terbesar umat Islam Indonesia untuk persatuan dan kemerdekaan bukan sekedar slogan kosong, melainkan benar-benar ucapan yang berbobot, sesuai dengan fakta dan realita dengan latar belakang historis yang nyata.

Kang Rowi juga menilisik sila pertama pancasila yang dilihat dari  keimanan dalam Islam. Luar biasa, makna ini merupakan fondasi dari seluruh amal dan perbuatannya.  Dalam keimanan dikenal sebuah istilah sam’yaat atau pendengaran yaitu bukti atau dalil tentang hal yang harus diimani yang berdasar dari apa yang disampaikan Rasul dan perintah kitab suci. Keimanan juga sangat erat hubungan dengan ghaibiyat atau keghaiban, seuatu yang tidak nampak, kasat mata, tidak bisa diindra dengan indra biasa. 

" Yang salah jika memaknai pancasila sebagai agama, apalagi bertepuk dada paling pancasilais tapi korupsi jalan terus, gotong royong hanya kamuflase biar terlihat paling pancasillais. Misalnya memberi bantuan tapi harus terdapat nama yang membantu dan harus diliput dimedia dan disebutkan berulang-ulang, nah ini yang dinamakan durhaka pada makna pancasila," ungkapnya.

Tidak mudah menanamkan keimanan Tuhan saat ini. Namun dengan menyebarnya virus corona yang banyak melumpukan kota dan negara, seperti Italia, Inggris, Prancis, Filipina, India bahkan Amerika yang selami ini mengaku sebagai negara super power dan menjadi polisi dunia harus melakukan lockdown. Terbukti, semua warga dunia berteriak memohon pertolongan yang maha kuasa.

Betapa lemah manusia ini, dengan segala teknologi dan kebudayaannya ternyata Laa haula wala quwata illabilah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali melainkan kehendak Allah. 

"Kalau Allah menginginkan sesuatu terjadi, maka terjadilah. Mungkin kita juga harus ingat dengan kisah Namrud, raja jalim yang membakar nabi Ibrahim hidup-hidup, raja sombong yang mengaku tuhan yang patungnya tersebar diseluruh negeri, ternyata dia dihentikan oleh lalat yang diutus Allah. Mahluk kecil yang kebanyakan orang tidak menghiraukannya." ungkapnya.

Sekarang kesombongan Namrud yang mungkin diwariskan kepada umat manusia, diperingatkan Allah dengan sesuatu yang lebih kecil dari lalat, yaitu virus. 

Sebagai warga Indonesia yang memiliki falsafah kenergaraannya yang percaya pada ketuhanan yang maha esa. Harus disadari bersama, bahwa musibah merupakaan kehendak kekuasaan Allah. 

Tapi kesadaran ini bukan dalam bentuk berserah pasrah, dengan mengatakannya sebagai takdir, namun kesadaran untuk bangkit dan mencari bentuk ikhtiar atau solusi lainnya.

Oleh karena itu, pemaknaan hari lahirnya pancasila 1 juni tahun ini memiliki makna yang besar bagi bangsa Indonesia untuk terus berikhtiar melawan pandemi. Setiap manusia dan generasi pasti mengalami masa-masa sulit, tetapi juga akan merasakan masa-masa kebahagiaan.Yakinlah, badai pasti berlalu.