Yusril: Politik Islam adalah Keadilan Dan Keseimbangan
Sepanjang sejarahnya, Yusril menuturkan umat Islam telah terbiasa hidup berdampingan secara damai atas dasar menghormati dan saling menghargai dalam kebersamaan.

MONITORDAY.COM - Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra mengatakan bahwa dalam Islam, kehidupan politik harus didasarkan atas keadilan, keseimbangan dan proporsionalitas. Tanpa menjaga dan mempertahankan hal itu, maka konflik dan perpecahanlah yang akan terjadi, bukan kedamaian, kemajuan dan kesejahteraan.
Hal tersebut disampaikan Yusril dalam ceramahnya di Gedung Pertemuan Masjid Akbar Kota Sorong, Papua Barat, Jumat (9/3/2018) malam. Acara itu diselenggarakan oleh Majelis Ulama Indonesia Kota Sorong dan dihadiri sekitar 500 tokoh ormas Islam, sesepuh dan aktivis Islam.
Islam sendiri menurut Yusril telah memberikan bimbingan bagaimana hidup dalam kemajemukan. Menyinggung kemajemukan bangsa, ia mengatakan hal itu adalah suatu keniscayaan yang harus diterima.
Sepanjang sejarahnya, Yusril menuturkan umat Islam telah terbiasa hidup berdampingan secara damai atas dasar menghormati dan saling menghargai dalam kebersamaan.
"Suatu hal yang sangat penting dalam kemajemukan itu ialah ditegakkannya tiga prinsip utama, yaitu keadilan, keseimbangan dan proporsionalitas dalam semua aspek kehidupan," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diperoleh MONITORDAY.COM, Sabtu (10/3/2018).
Dalam pengisian jabatan politik dan penerapan kebijakan sosial ekonomi, Yusril menegaskan penerapan ketiga prinsip itu sangat mutlak untuk menjaga agar bangsa ini tetap utuh dan bersatu selamanya, tanpa khawatir terjadinya disintegrasi.
Ketiga prinsip yang dikemukakan di atas menurut Yusril hanya bisa ditegakkan jika umat Islam terlibat langsung ke dalam politik, bukan sekedar jadi penonton. Dirinya lantas mengajak umat Islam untuk berpartisipasi aktif dalam politik dan mengisi berbagai jabatan politik strategis.
Hal itu menurutnya agar kebijakan negara sejalan dengan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin dan nilai-nilai kebangsaan demi kemaslahatan dan kemajuan bangsa. Tanpa mampu berkompetisi dan memegang kekuasaan politik secara adil, proporsional dan seimbang, lanjut Yusril, umat Islam di Indonesia akan tersingkir bahkan tertindas.
"Jangan ada lagi umat Islam yang acuh tak acuh kepada politik, atau juga tergadai akidah politiknya karena rayuan materi, yang akhirnya membuat umat Islam yang mayoritas menjadi terpinggirkan oleh kekuasaan yang jauh dari sikap respek kepada Islam dan umatnya," pungkasnya.