Muhammadiyah: Media Sosial Sarana Sebarkan Akhlaqul Karimah
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir mengajak masyarakat mengedepankan kehati-hatian dalam berinteraksi di media sosial.

MONITORDAY.COM – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir mengajak masyarakat mengedepankan kehati-hatian dalam berinteraksi di media sosial. Ia meminta masyarakat mengecek dengan benar informasi yang melintas di media sosial.
“Jadi dulu bayangan kita bahwa apa yang disebut berita dari orang yang disebut nifaq atau munafik itu berita bohong, tetapi kita anggap benar maka agama mengajarkan tabayun (klarifikasi),” katanya di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Jumat (9/3/2018) malam.
Haedar menjelaskan kehadiran media sosial telah banyak mengubah pola interaksi sosial masyarakat. Menurutnya, relasi sosial yang dibangun lewat dunia maya justru menimbulkan permasalahan yang lebih kompleks dibanding di dunia nyata.
Impersonal adalah salah satu sifat media sosial. Akibatnya, pengguna cenderung memiliki kebebasan yang tak terkontrol. Karena tak bertatap muka secara langsung, bahkan seringkali anonim membuat penggunanya cenderung agresif dan emosional.
“Misal kalau kita marah pada seseorang lalu kita ketemu tingkat kemarahan biasanya menurun karena ada relasi soial langsung karenanya agama mengajarkan silaturahim. Tetapi sekarang lewat media sosial rasa itu hilang, maka yang muncul hal-hal yang sifatnya eksplosif bahkan agresif,” jelas Haedar.
Di tengah kondisi seperti ini, Haedar melihat tantangan baru dalam menyebarkan dakwah Islam di media sosial. Jika dulu agama mengajarkan agar berkata baik, maka sekarang bagaimana agama mampu mendorong individu menulis dan memberitakan yang baik dan benar.
“Dulu kita diajari hifdzul lisan (menjaga lisan) sekarang ditambah hifdzul kalam atau kitabah (menjaga tulisan) ternyata ini jadi relevan, bisakah nilai akhalqul karimah (akhlak mulia) disebarkan dalam relasi sosial yang baru ini,” katanya.
[SA/San]