Konsisten Dorong Zulhas, PAN: Soal Perubahan Tergantung Kondisi Politik
Tunggu, segala sesuatu itu perlu lagi difinalkan di Rakernas (Rakernas) 2018.

MONITORDAY.COM - Sekretaris Partai Amanah Nasional (PAN), Mohammad Eddy Dwiyanto Soeparno menegaskan Partainya masih tetap konsisten mendorong Ketua Umumnya, Zulkifli Hasan untuk maju sebagai Calon Presiden pada Pilpres 2019 nanti.
"Sampai saat ini kita masih konsisten, kita partai kader, kita secara konsisten ingin mengedepankan kader terbaik kita. Kader terbaik kita hari ini namanya Zulhas (Zulkifli Hasan)," katanya di Rumah PAN, Senopati, Jakarta, Kamis (12/04).
Menurut Eddy Soeparno, realita politik Indonesia dari sejarah, tokoh asal Jawa selalu keluar menjadi pemenang dalam Pilpres. Hal tersebut lantaran jumlah penduduk mayoritas berada di Jawa. Namun bukan berarti orang luar Jawa tidak boleh maju dalam Pilpres.
"Kita lihat sekarang realita politik yang ada, mayoritas penduduk Indonesia berasal dari Tanah Jawa atau berbasis Jawa. Jadi kita lihat Pak Zul itu sebagai orang Lampung, beliau adalah tokoh sangat kuat di luar Jawa dan memang sebagai tokoh Sumatera, beliau sangat dominan. Jadi kita tidak ingin serta merta melakukan pencapresan kepada Pak Zul dan itu adalah harga mutlak," tegasnya.
Oleh karena itu PAN tetap akan mengusung Zulkifli sebagai Calon Presiden, meski dia berasal dari Pulau Sumatera yakni Lampung. Selain itu, dia juga berkaca pada perolehan elektoral Partainya dimana PAN hanya mendapatkan suara sebesar 7,5 persen. Oleh karena itu, sudah menjadi keharusan untuk melakukan koalisi dengan partai manapun.
"PAN juga kita tahu realita politik mengatakan hari ini hanya peroleh 7,5 persen suara, sehingga kita harus mengumpulkan partai lain berkoalisi, dan itu kita lakukan dalam rangka membentuk koalisi nasional, kita lakukan pembicaraan yang seluas-luasnya dengan semua parpol, tokoh, capres, termasuk juga kita dapatkan masukan dari akar rumput kita dan konstituen," katanya.
Namun jika nantinya dalam komunikasi politik itu mengalami kebuntuan, tidak menutup kemungkinan pencalonan Zulkiffli Hasan sebagai Capres 2019 akan berubah.
"Tetapi nanti, ya tunggu segala sesuatu itu perlu lagi difinalkan di Rakernas (Rakernas) 2018," tegasnya.
Menurutnya sampai saat ini, pilihan untuk mendorong Zulhas menjadi Capres dan Cawapres atau masuk dalam gerbong Calon Alternatif masih terbuka lebar. Sebab komunikasi politik dengan partai manapun masih sangat cair.
"Semua opsi terbuka di atas meja, yang penting seluruh pihak yang kita ajak bicara, pihak yang kita ajak komunikasi datang dengan pikiran terbuka," tegasnya.
[Mrf]