Viral ‘Yang Gaji Kamu Siapa’, Kominfo Sesalkan Beredarnya Potongan Video Memutus Konteks Pembicaraan

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemmominfo) menyayangkan beredarnya video saat Menteri Rudiantara menyebut “yang gaji kamu siapa” kepada salah satu ASN dalam suatu acara di Senayan, pada (31/1), yang belakangan menjadi viral. Hal ini disampaikan lantaran video yang dipotong tersebut telah memutus konteks pembicaraan secara utuh sehingga menimbulkan tafsiran negatif.

Viral ‘Yang Gaji Kamu Siapa’, Kominfo Sesalkan Beredarnya Potongan Video Memutus Konteks Pembicaraan
dok.KEMKOMINFO

MONITORDAY.COM  –  Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemmominfo) menyayangkan beredarnya video saat Menteri Rudiantara menyebut “yang gaji kamu siapa” kepada salah satu ASN dalam suatu acara di Senayan, pada (31/1), yang belakangan menjadi viral. Hal ini disampaikan lantaran video yang dipotong tersebut telah memutus konteks pembicaraan secara utuh  sehingga menimbulkan tafsiran negatif.

“Kami menyesalkan beredarnya potongan-potongan video yang sengaja dilakukan untuk memutus konteks masalah dan tidak menggambarkan peristiwa secara utuh,” ujar Plt Kepala Biro Humas Kemkominfo RI, Ferdinandus Setu, dalam keterangan tertulis, Jumat (2/1).

Ferdinandus menceritakan bahwa dalam salah satu bagian acara sambutan, Mekominfo meminta masukan kepada semua karyawan tentang dua buah desain sosialisasi pemilu yang diusulkan untuk Gedung Kominfo dengan gaya pengambilan suara.

“Semua berlangsung dengan interaktif dan antusias sampai ketika seorang ASN diminta maju ke depan dan menggunakan kesempatan itu untuk mengasosiasikan dan bahkan dapat disebut sebagai mengampanyekan nomor urut pasangan tertentu,” tuturnya.

Padahal sebelumnya, lanjut Ferdinandus, Menkominfo sudah dengan gamblang menegaskan bahwa pemilihan tersebut tidak ada kaitannya dengan pemilu. Penegasan tersebut terhitung diucapkan sampai 4 kalimat, sebelum memanggil ASN tersebut ke panggung.

“Dalam zooming video hasil rekaman, terlihat bahwa ekspresi Menkominfo terkejut dengan jawaban ASN yang mengaitkan dengan nomor urut capres itu dan sekali lagi menegaskan bahwa tidak boleh mengaitkan urusan ini dengan capres,” ungkapnya.

Momen selanjutnya adalah upaya Menkominfo untuk meluruskan permasalahan desain yang malah jadi ajang kampanye capres pilihan seorang ASN di depan publik. “Terlihat bahwa ASN tersebut tidak berusaha menjawab substansi pertanyaan, bahkan setelah pertanyaannya dielaborasi lebih lanjut oleh Menkominfo,” ucap Ferdinandus.

Lebih lanjut Ferdinandus menungkapkan bahwa Menkominfo merasa tak habis pikir mengapa ASN yang digaji rakyat/pemerintah menyalahgunakan kesempatan untuk menunjukkan sikap tidak netralnya di depan umum. Dalam konteks inilah terlontar pertanyaan “Yang gaji Ibu Siapa?”.

“Menkominfo hanya ingin menegaskan bahwa ASN digaji oleh negara sehingga ASN harus mengambil posisi netral, setidaknya di hadapan public,” tegasnya.

Terkhir, Ferdinandus kembali menegaskan, pernyataan “yang menggaji pemerintah dan bukan keyakinan Ibu”, “keyakinan” dalam hal ini bukanlah dimaksudkan untuk menunjuk pilihan ASN tersebut, melainkan merujuk kepada sikap ketidaknetralan yang disampaikan kepada publik yang mencederai rasa keadilan rakyat yang telah menggaji ASN.

“Dalam penutupnya sekali lagi Menkominfo menegaskan bahwa posisi ASN yang digaji negara/pemerintah harus netral dan justru menjadi pemersatu bangsa dan memerangi hoaks,” pungkasnya.