Urban Farming, Peluang Bisnis dan Ketahanan Pangan
Tidak seperti di pedesaan yang menyediakan lahan luas, urban farming biasanya memanfaatkan halaman rumah yang terbatas.

MONDAYREVIEW.COM – Urban farming menjadi istilah yang cukup popular pada masa pandemi. Hal ini karena selama pandemic lebih banyak waktu luang untuk mengerjakan banyak hal yang tidak bisa dikerjakan pada masa sebelum pandemic. Salah satunya adalah urban farming. Seperti namanya, urban farming merupakan aktivitas bertani di perkotaan dengan memanfaatkan sumber daya yang terbatas. Tidak seperti di pedesaan yang menyediakan lahan luas, urban farming biasanya memanfaatkan halaman rumah yang terbatas. Metodenya bisa hidroponik atau pertanian konvensional.
Beberapa tahun yang lalu kita dikagetkan dengan pernyataan Menteri Pertanian yang mengimbau masyarakat untuk menanam cabai di rumahnya masing-masing. Pernyataan ini sontak mendapatkan kritik bahkan kecaman karena seolah-olah membebani masyarakat dengan hal yang harus dikerjakan oleh pemerintah. Dalam konteks sebelum pandemi imbauan menteri tersebut memang kurang elegan. Namun dalam kondisi pandemic dimana kita menghadapi ancaman ketahanan pangan, imbauan untuk bertani secara mandiri dirasa relevan. Hal ini guna mengatasi adanya krisis pangan.
Indonesia patut bersyukur dikaruniai dengan tanah yang subur sehingga dijuluki negara agraris. Ancaman krisis pangan tidak semengerikan bagi negara yang maju karena sektor jasa dan industry seperti Singapura. Namun perlu diingat, dalam kondisi normal saja Indonesia belum mencapai swa sembada pangan. Indonesia masih harus mengimpor beberapa bahan pokok seperti beras dan bawang merah. Maka dalam kondisi pandemic dikhawatirkan kebutuhan impor akan lebih besar dan negara-negara pengekspor akan mengalami penurunan produksi. Hal ini akan menjadi penyebab utama krisis pangan.
Urban farming jika dilakukan secara massif maka akan bisa mengatasi krisis pangan dan menyelamatkan ketahanan pangan bangsa. Namun jika urban farming belum menjadi gerakan yang massif, maka manfaatnya tidak akan terlalu terasa. Sayangnya pemerintah belum benar-benar mensosialisasikan pentingnya urban farming secara massif. Jauh sebelum menjadi gubernur dan walikota, Ridwan Kamil pernah membuat sebuah komunitas dengan nama Indonesia Berkebun. Komunitas tersebut menggagas urban farming, yakni berkebun di kawasan urban.
CEO Neurafarm Febi Agil Ifdillah mengungkapkan urban farming ini bukan tren semata, melainkan sudah ada sejak dulu. Memang, baru-baru ini saja terekspos karena banyak orang yang mencari kegiatan baru selama pandemi ini. Neurafarm ini mengambil momen yang pas karena memiliki visi untuk mencapai ketahanan pangan dan membangun sistem agrikultur yang berkelanjutan dan resilient. Febi menyebutkan urban farming ini sudah menjadi sumber pangan dunia (1/5 produksi pangan dari urban). Karena urbanisasi juga terus meningkat, ke depan sistem urban dan rural akan saling menguatkan
Menurut Febi untuk anak muda yang ingin memulai usaha urban farming ini bisa dimulai dari tanaman yang dikonsumsi sehari-hari seperti cabai dan tomat. Kemudian mulai dari skala kecil, bergabung dengan komunitas dan tidak ragu untuk bertanya. Pemilik JiriFarm, Richard Sudibio Halim menjelaskan tren pertanian urban ini khususnya hidroponik ini masih sangat besar. Apalagi dengan lahan yang menyempit dan jumlah penduduk yang semakin banyak.
Apalagi saat ini masyarakat makin sadar dengan gaya hidup sehat biasanya mereka mencari yang organik dan hidroponik, walaupun harganya cukup mahal. Contohnya untuk keluarga yang baru punya anak, sayuran untuk anak biasanya beda yang hidroponik atau organik mereka mau anaknya lebih sehat, ya walaupun orang tuanya makan sayuran yang biasa. Secara bisnis menurut Richard hidroponik ini masih memiliki kesempatan yang sangat luas. Dia menceritakan pernah berdiskusi dengan salah satu supermarket di Jakarta yang mengajukan penawaran permintaan suplai kangkung 3 ton setiap bulannya.
Menurut Richard, memang untuk hidroponik ini akan terasa berat di awal karena investasi green house dan peralatan yang baik. Namun seiring berjalannya waktu ini akan lebih mudah dan efisien. Dari uraian tersebut, urban farming menyimpang potensi bisnis yang luar biasa juga apabila ditekuni.