Bersama PSI, Fajar Riza Ul Haq Optimis Lolos Ke Senayan
Fajar Riza Ul Haq berusaha membidik suara pemilih milenial. Peduli untuk membangun kualitas pendidikan masyarakat Bogor.

BAKAL calon anggota legislatif (Bacaleg) dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Fajar Riza Ul Haq menyatakan rasa syukur pasca presentasi yang dilakukan di hadapan panitia seleksi independen tidak mengalami kendala berarti. Menurutnya, para panitia seperti ahli perbandingan politik Djayadi Hanan, penulis dan pendiri Majalah TEMPO Goenawan Mohamad dan Ketua Umum PSI Grace Natalie cukup puas dengan presentasi yang ia sampaikan.
Ketika ditanya oleh Goenawan Muhammad soal segmen pemilih dengan visi misi yang disampaikan, Fajar menuturkan para pemilih pemula menjadi sasaran utama. "Juga generasi muda termasuk masyarakat di komunitas atau organisasi profesi misalnya," kata Fajar yang juga Staf Khusus Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kerja Sama Antar Lembaga ini.
Menurut Fajar, para pemilih yang ikut dalam ormas keagamaan di tempatnya berkontestasi (Dapil V Jabar, meliputi Kabupaten Bogor) termasuk berat. Meski demikian, ia tepat optimis. "Orang yang tadinya incumbent kemudian maju kembali belum tentu bisa terpilih kembali, atau sebaliknya," terang Fajar.
Fajar yang juga menjabat Sekretaris Majelis Hukum dan HAM PP Muhammadiyah mengatakan hal itu tergantung strategi masing-masing calon. Fajar sendiri mengaku sudah menyiapkan strategi, termasuk pemetaan kondisi dan kesiapan teknis lain di lapangan. "Semakin kita mempersiapkan diri jauh-jauh hari semakin matang strategi yang kita siapkan," imbuhnya.
Aspek pendidikan menjadi concern pertama seorang Fajar. Hal itu berkorelasi dengan tugas yang diembannya sebagai Staf Khusus Mendikbud Muhadjir Effendy. Terlebih, ungkap dia, kondisi pendidikan di Kabupaten Bogor masih perlu peningkatan lantaran jauh dari harapan. "Itu yang saya kira harus digenjot. Jadi saya ingin membantu Pemerintah Kabupaten Bogor dan masyarakat Bogor agar kualitas pendidikannya jauh lebih baik," ucap Fajar.
Kedua, aspek infrastruktur. Daerah Bogor menurutnya termasuk daerah dengan infrastruktur yang buruk meskipun dekat dengan Ibukota Jakarta. "Konektivitas di Kabupaten Bogor juga perlu diperhatikan, karena cukup luas. Ada 40 kecamatan di Kabupaten Bogor," tukasnya. "Aspek infrastruktur jalan dan jembatan. Itu kan salah satu akses masyarakat juga untuk bisa masuk ke daerah-daerah, ke sekolah-sekolah supaya bisa layak mengakses," ucap Fajar, menambahkan.
Fajar nampaknya memahami kekhawatiran banyak pihak bahwa PSI akan sulit lolos dalam Pileg 2019 untuk menempatkan para anggota legislatif di DPR Senayan. Hal tersebut menurutnya wajar karena PSI adalah partai baru.
Kendati demikian, jika memperhatikan party identification atau identifikasi pemilih dengan partai, pihaknya melihat Party ID di Indonesia masih rendah. "Kalo gak salah hanya 23% Party ID pemilih Indonesia. Artinya, di luar hampir 60% pemilih di Indonesia masih belum diidentikan dengan partai tertentu dalam setiap Pemilu," ujar Fajar.
Hal tersebut menurutnya terbukti dalam setiap Pemilu seperti 2009 dan 2014, selalu ada partai baru yang muncul dan lolos ke Senayan. Fajar meyakini kemungkinan besar hal itu bisa terjadi kembali di 2019 nanti. Terlebih, tutur dia, loyalitas pemilih partai politik di Indonesia sangat rendah. Hal itu membuka peluang bagi partai baru untuk berkompetisi dengan partai lama.
Menurut Fajar, para pemilih saat ini bukanlah pemilih ideologis. Inilah yang ke depan bisa dijadikan target strategis untuk melakukan kampanye. "Termasuk para pemilih pemula yang milenial. Itu menjadi salah satu target strategis ke depan" demikian ungkap Fajar.
[Yst]