UMKM, Dari Perizinan Hingga Dukungan StartUp Digital

Pandemi menjadi tantangan tersendiri bagi UMKM. Situasi ini sekaligus menjadi momentum bagi Pemeritah untuk menata birokrasi pro-UMKM. Sehingga izin usaha dapat dipercepat, Juga urusan legal formal lainnya. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan tulang punggung perekonomian nasional yang mampu menyerap tenaga kerja secara besar. Berdasarkan data dari Kemenkop UKM, jumlah pelaku UMKM di tanah air mencapai lebih dari 63 juta.

UMKM, Dari Perizinan Hingga Dukungan StartUp Digital
Menko Muhadjir di Gresik/ net

MONDAYREVIEW.COM – Pandemi menjadi tantangan tersendiri bagi UMKM. Situasi ini sekaligus menjadi momentum bagi Pemeritah untuk menata birokrasi pro-UMKM. Sehingga izin usaha dapat dipercepat, Juga urusan legal formal lainnya.

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan tulang punggung perekonomian nasional yang mampu menyerap tenaga kerja secara besar. Berdasarkan data dari Kemenkop UKM, jumlah pelaku UMKM di tanah air mencapai lebih dari 63 juta.

Pada masa pandemi Covid-19, UMKM menjadi alternatif bagi mereka yang terdampak pemutusan hubungan kerja. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, saat ini, pemerintah berupaya untuk menjaga agar UMKM tidak ambruk.

Berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah, dijelaskan Menko PMK, di antaranya yaitu dengan merealisasikan Banpres Produktif untuk pelaku usaha mikro, permudah pinjaman modal untuk UMKM, percepatan surat izin usaha, percepatan sertifikat izin BPOM untuk pelaku UMKM obat dan makanan. Selain itu, pemerintah daerah juga telah menyiapkan anggaran khusus untuk pemajuan UMKM.

86% angkatan kerja terserap di sektor UMKM. Hal ini menjadikan hidup-matinya UMKM sangat penting.  Muhadjir pun tak lupa menghimbau kepada para pengusaha UKM supaya segera bangkit, segera memulihkan kembali usahanya dan tetap mewaspadai Covid-19 dan mematuhi protokol kesehatan.

Di Gresik misalnya banyak UMKM yang sebelum pandemi berkembang dengan baik. Misalnya UD. Fortune Menganti yang bergerak di bidang perbekalan kesehatan rumah tangga, UD. Jaya Makmur Dusun Ngebret yang memproduksi cemilan, produksi air mineral oleh Pondok Pesantren Al-Azhar Gresik.

Sementara itu Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendorong koperasi-koperasi sektor produksi bermitra dan berkolaborasi dengan TaniHub Group. Sehingga, komoditi yang dihasilkan bisa terserap pasar dengan harga yang bagus bagi petani.

Oleh karena itu, diharapkan para petani bergabung dengan koperasi yang terhubung langsung dengan pasar. Jadi, petani bisa fokus menghasilkan produk yang berkualitas. Model bisnis seperti ini harus terus dikembangkan. Bagaimana para petani yang memiliki lahan sempit, sekitar setengah hektar, tapi bisa masuk dalam skala ekonomi.

Kalau masih dengan model seperti sekarang, Teten menegaskan bahwa mereka tidak akan pernah bisa maju, alias kecil terus. Jadi, bisnis model yang dikembangkan TaniHub ini merupakan satu lompatan besar membangun bisnis pertanian yang melibatkan banyak orang.

Teten meyakini bila pasar komoditinya sudah ada yang menjamin atau membeli, lembaga pembiayaan pun bakal mau membiayai. "Lembaga keuangan tidak akan ragu-ragu lagi, karena produknya sudah ada yang menyerap," tukas MenkopUKM.

Dengan infrastruktur yang lengkap yang sudah dimiliki TaniHub, Teten pun mendorong petani (melalui koperasi) bisa bermitra dengan TaniHub. Langkah ini juga untuk mewujudkan program korporatisasi pertanian.

Ekosistem yang sudah dibangun TaniHub tersebut merupakan bisnis model yang terkonsolidasi. Ini juga bisa dikembangkan ke sektor lain seperti perkebunan, perikanan, peternakan, dan sebagainya. Demikian menurut Teten.

Ke depan, Teten akan menjadikan ekosistem TaniHub sebagai bisnis model korporatisasi pertanian. Di dalamnya ada petani, koperasi, offtaker (TaniHub). Termasuk akses terhadap pembiayaan.

MenkopUKM juga berkesempatan menyaksikan pengiriman perdana komoditas dari koperasi ke PPC TaniHub. Yaitu, dari Koperasi Tani Maju Sejahtera (Kecamatan Ngantang, Malang) berupa komoditi bawang merah sebanyak 500 kilogram dan bawang putih 500 kilogram. Sementara KUD Langgeng Mulyo (Kabupaten Kediri) berupa komoditi buah mangga sebanyak dua ton.

Sementara itu, Presiden Direktur TaniHub Group Pamitra Wineka bercerita latar belakang pihaknya membangun PPC TaniHub. "Bayangkan, setiap mengirim buah-buahan dari Malang ke Jakarta, selama 24 jam, hampir 40% produk dalam kondisi rusak saat tiba di Jakarta," ungkap Eka, sapaan akrab Pamitra.

 

Sedangkan buah Lengkeng dari Thailand, dengan lama perjalanan sekitar seminggu, tingkat kerusakan produk hanya 5%. Sehingga, kita bangun PPC TaniHub sebagai solusi untuk masalah tersebut. Di PPC, pihak TaniHub membantu petani dengan langkah mencuci, mensortir, pengemasan, dan lain-lain. TaniHub siap mendukung petani dan koperasi, walau mereka tidak menjual komoditinya ke TaniHub.

Terkait kehadiran TaniHub Group, menurut Eka, lahir dari keprihatinan akan rendahnya pertumbuhan koperasi pertanian di Indonesia. Bahkan, kalangan lembaga keuangan menganggap sektor pertanian dengan label high risk atau berisiko tinggi.

Dianggap high risk, ternyata berkaitan dengan penjualan dan pemasaran. Oleh karena itu, kita bentuk yang namanya TaniHub yang menghubungkan dengan pasar. Untuk memperkuat itu, kita bentuk lagi yang namanya TaniSupply untuk mengurusi supply chain, dan TaniFund untuk urusan pembiayaan.

Intinya, TaniHub Group sebagai salah satu startup agritech, konsisten membangun ekosistem petani, mulai dari pembiayaan, penanaman, hingga pemasaran yang disertai dengan pendampingan dan edukasi kepada petani melalui tiga entitas bisnisnya. Yaitu, TaniHub, TaniSupply, dan TaniFund.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Koperasi Pertanian (Koperta) Langgeng Mulyo Hendro Puji Astoko mengatakan bahwa koperasi akan berkembang dan besar bila banyak bermitra dengan pihak lain sebagai jejaring pasar. Salah satunya, dengan TaniHub. Model bisnis seperti ini sangat menguntungkan para petani, dimana tugas koperasi mencari pasar bagi komoditi hasil petani.

Kini, Koperta Langgeng Mulyo yang berdiri sejak 1999, memiliki sekitar 3.000 orang anggota yang mayoritas berprofesi sebagai petani dan peternak. Koperasi ini bergerak di bidang jasa keuangan, swalayan, serta memiliki lima perusahaan (CV) yang bergerak di sektor pertanian nanas, hingga peternakan ayam dan telur.

Sedangkan Ketua Koperasi Tani Maju Sejahtera Kiswanadi mengungkapkan bahwa ada beberapa kendala klasik yang selalu membelit para petani. Diantaranya, ketika musim panen, petani kesulitan dalam memasarkan hasilnya. Termasuk kendala dalam menentukan harga jual.

Kendala lain, pada musim tanam, para petani bawang (Ngantang, Malang) selalu kekurangan modal untuk membeli bibit. Dengan kolaborasi bersama TaniHub, kendala-kendala tersebut teratasi.