Ulama Elemen Bangsa Paling Tulus Menjaga dan Merawat Indonesia

pemerintah seharusnya menghargai dan memuliakan ulama. Mereka bagian penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Ulama Elemen Bangsa Paling Tulus Menjaga dan Merawat Indonesia
Istimewa

MONDAYREVIEW.COM-  Gubernur NTB, Muhammad Zainul Madji berharap kriminalisasi terhadap ulama yang menjadi dugaan banyak pihak tidak menjadi kenyataan. Pasalnya Ulama merupakan sosok yang mulia dan memiliki kontribusi yang besar dalam membangun bangsa.

"Mudah-mudahan tidak terjadi (kriminalisasi ulama) lagi,” katanya usai menghadiri seminar "Politik Dalam Islam" Membangun Ghirah Politik Umat Islam Dalam Rangka Memperteguh Persatuan Nasional di Universitas Paramadina, Sabtu (20/5).

Pria yang karib disapa Tuan Guru Bajang (TBG) mengatakan apabila ada pihak yang ingin melakukan kriminalisasi terhadap ulama merupakan perbuatan yang salah. Apalagi sampai menuding ada ulama yang ingin melakukan perbuatan makar dan memecah belah persatuan bangsa dalam bingkai NKRI.

“Ulama itu kan bagian paling tulus yang menjaga dan merawat Indonesia selama ini," tegasnya.

Baginya, pemerintah seharusnya menghargai dan memuliakan para ulama. Pasalnya, mereka merupakan bagian penting yang ikut berperan aktif dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan ulama merupakan salah satu penggagas sistem pendidikan di Indonesia. Khususnya, melalui pendidikan di pesantren-pesantren tanpa fasilitas dan bantuan dari negara.

"Apalagi kalau kita bicara ulama secara keseluruhan di Indonesia. Mereka (ulama) yang menggagas pendidikan di seluruh negeri. Puluhan ribu jutaan anak bangsa belajar di pesantren,” tegasnya.

Ditempat terpisah, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD mengungkapkan bahwa saat ini kriminalisasi terhadap ulama sangat terasa. Kriminalisasi tersebut dilakukan terhadap imam besar FPI, Habib Rizieq Shibab atas kasus dugaan pornografi. Bahkan menurut Mahfud, kepolisian dalam hal ini polda metro jaya sedang mencari-cari kesalahan Rizieq.

"Kesan itu tidak bisa dihindari, kesan seakan-akan Habib Rizieq dicari-cari salahnya. tetapi kalau memang ada bukti tak apa-apa. Tapi bisa saja, kesan tidak bisa dihindari. Saya juga punya kesan seperti itu, tapi kan kesan itu tidak selalu benar, lihat faktanya saja," katanya kepada awak media usai diskusi di kampus Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta, Sabtu (20/5).

Lagian menurut Mahfud, publik dan kepolisian sebetulnya tak perlu khawatir jika keberadaan Rizieq saat ini masih diluar negeri. Pasalnya, kalaupun Rizieq tidak mau pulang ke Indonesia, dia akan dideportasi. 

Walau begitu Mahfud berharap Rizieq pulang ke Indonesia agar kasus hukumnya bisa terselesaikan."Iya seharusnya Habib Rizieq pulang. Toh kalau tidak pulang ya dia dideportasi juga," demikian Mahfud.

Sebelumnya, kasus dugaan makar 313 menjerat ustadz Al Khaththath sebagai tersangka, akhir Maret lalu. Bahkan, Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab dilaporkan sejumlah pihak terkait 15 kasus berbeda. Salah satunya, kasus dugaan percakapan dan foto berkonten porno dengan Firza Husein. Rizieq bahkan belum berani kembali ke tanah air menemui penyidik sejak diketahui berangkat umrah, akhir April lalu