UGM Ciptakan Alat Pendeteksi Covid-19, Dirjen Dikti: Bukti Kampus Tanggap terhadap Pandemi

MONITORDAY.COM - Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemendikbud, Prof. Nizam mengapresiasi para ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang telah menciptakan GeNose C19 dalam menangani kasus pandemi di Indonesia.
GeNose C19 merupakan alat pendeteksi Covid-19 buatan para ahli dari UGM pada 24 Desember 2020 lalu secara resmi telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan.
“Selama masa pandemi ini perguruan tinggi kita sangat sigap di dalam menanggapi tantangan selama masa pandemi," kata Nizam, dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (16/1/2021).
"Banyak sekali karya yang dihasilkan oleh perguruan tinggi dan tidak hanya sekadar karya yang berakhir pada aplikasi tapi karya yang menghilir pada produksi," tambahnya.
Dia mengungkapkan, dalam penanganan kasus Covid-19 di Indonesia diperlukan langkah cepat untuk penanggulangan virus dengan strategi dan kebijakan dalam upaya menekan penyebaran kasus, mengurangi dan meniadakan risiko secara optimal serta menyeluruh.
Hal tersebut dilakukan dengan menekan kasus secara akurat dan tepat serta dengan harga yang terjangkau dengan program 4T (Testing, Tracing, Tracking dan Treatment) untuk mencegah meluasnya penularan Covid-19.
Dalam hal ini, GeNose C19 dapat mempercepat tracing dan tracking dengan mendeteksi keberadaan virus melalui hembusan nafas di orofaring atau tenggorokan melalui metabolisme VOC (Volatile Organic Compounds) yang terbentuk karena adanya infeksi Covid-19 yang keluar bersama dengan hembusan nafas kedalam kantong khusus.
Hanya dalam hitungan cepat, sesaat seseorang setelah bernafas dengan sensitifitas 90%, spesifitas 96%, akurasi 93% dengan PPV 88% dan NPV 95%.
Alat pendeteksi virus GeNose C19 ini segera di rilis pada bulan Februari 2021 sebanyak 3000 unit dengan dibandrol harga 62 juta per unit.
"Alat ini diharapkan dapat membantu penanganan kasus Covid-19 yang ada di Indonesia sehingga dapat segera tersebar ke seluruh Puskemas di Indonesia," demikian kata Prof. Nizam.