Demokrasi dan Integrasi

MONITORDAY.COM – Ada dua pendapat yang cukup menarik perhatian publik di awal Januari yang layak dikaji dan tak dilupakan begitu saja. Yang pertama dikemukanan oleh AM Hendropriyono dan yang kedua oleh Mahfud MD. Ada benang merah diantara kedua pendapat itu.
Hendro dalam artikelnya di Detik mengemukanan bahwa nasionalisme kita mengutamakan keamanan dan kesejahteraan bersama, dengan saling asah, asih dan asuh dalam kehidupan yang toleran terhadap perbedaan suku, ras, golongan dan agama. Sementara, liberalisme Soros mengutamakan kepentingan bangsanya, Amerika Serikat (AS), yang kapitalistik dan kepentingan individu untuk bebas bersaing dan memiliki hak yang sama dengan kita, bahkan di negara kita sendiri. Sementara Mahfud dalam twitternya memposting artikel yang ditulisnya dengan cuitan sebagai berikut :
Inilah dilemma: Jika demokrasi terlalu longgar maka integrasi terganggu. Jika integrasi terlalu ditonjolkan maka demokrasi yg terpasung. Demokrasi dan integrasi sama pentingnya bagi kelangsungan negara. Tugas kita menjaga keseimbangan agar keduanya subur. https://t.co/RW9KvEvkX6
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) January 8, 2021
Menurut Mahfud MD dalam artikel di Jakarta Post menegaskan bahwa Pemerintah berupaya mengambil langkah terukur untuk menjaga keseimbangan antara hak atas demokrasi dan kewajiban memelihara integrasi. Perdebatan tersebut tentu saja akan berlanjut melalui proses politik yang cukup kuat yang saling tarik-menarik, yaitu seruan kebebasan sebagai semangat demokratisasi di satu sisi dan seruan tindakan tegas serta bukti kehadiran negara dalam menjaga. integrasi negara di sisi lain.
Lebih lanjut Mahfud menegaskan bahwa secara praktis, menyadari proses ini sering diwarnai dengan hoax dan distorsi pada platform digital, bahkan terkadang sulit bagi kita untuk menemukan batasan dan membuat pilihan antara tindakan membangun demokrasi dan menjaga integrasi.
Nasionalisme yang di mata Hendro tengah diuji oleh liberalisme. Dalam kaitan ini kita dapat menarik relevansinya dengan isu integrasi yang kerap dilekatkan pada konteks kepentingan nasional. Kita tentu berharap konsolidasi demokrasi dapat berjalan dengan baik namun bukan dalam wajahnya yang liberal dan kebablasan hingga kepentingan bangsa tergadaikan.
Joe Biden sudah dilantik dan Amerika Serikat akan terus memainkan perannya sebagai kekuatan hegemonik di dunia. Dan para globalis mungkin saja menggunakan lobi-lobi mereka mempengaruhi tatanan dunia lewat tangan negara adikuasa.