Tsunami Informasi dan Media Arus Utama
Media arus utama menonjol karena akurasi serta kedalaman materinya.

MONDAYREVIEW.COM - Tanggal 9 Februari diperingati sebagai Hari Pers Nasional. Hal itu berdasarkan pada Keputusan Presiden Nomor 5 tahun 1985. Keputusan Presiden Soeharto pada 23 Januari 1985 itu menyebutkan bahwa pers nasional Indonesia mempunyai sejarah perjuangan dan peranan penting dalam melaksanakan pembangunan sebagai pengamalan Pancasila.
Pers Nasional sendiri mengalami tantangan dengan merebaknya hoax serta daya literasi dari bangsa ini. Tentu banyak harapan agar pers dapat menjadi pilar bagi pembangunan bangsa ini. Media massa dalam teori ilmu sosial diyakini sebagai pilar keempat demokrasi.
Berbicara di peringatan Hari Pers Nasional, Presiden Joko Widodo memaparkan bagaimana media sosial kerap disalahgunakan. Akibatnya banyak konten negatif yang berseliweran dalam lalu lintas media sosial. Diantaranya berita bohong (hoax) yang “beternak” seiring intensnya penggunaan media sosial. Presiden Jokowi sendiri menganggap masyarakat akan semakin cerdas menyikapi berita bohong yang beredar.
“Saya mempunyai keyakinan, nantinya justru akan semakin mendewasakan kita, mematangkan kita, menjadikan kita tahan uji,” kata Jokowi di peringatan Hari Pers Nasional di Ambon, Maluku pada Kamis (9/2) seperti dikutip dari siaran pers resmi Istana.
Jokowi juga menyoroti media sosial dan media arus utama yang menurutnya dapat berjalan beriringan dengan keunggulannya masing-masing.
“Tapi saya yakin meskipun digempur media sosial, media arus utama tak akan hilang. Keduanya akan sama-sama eksis. Media sosial unggul karena kecepatan. Sementara media arus utama menonjol karena akurasi serta kedalaman materinya,” imbuh Jokowi.
Sementara itu media sosial juga bisa menjadi kanal bagi seseorang untuk mengartikulasikan pendapatnya. Seperti ditunjukkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono yang memandang pendapatnya bisa jadi tak dimuat di media arus utama, maka ia pun menempuh kanal media sosial. SBY pun mengeluhkan tentang pernyataannya yang bisa dipelintir oleh media arus utama.
Media sosial, media arus utama dengan demikian bisa saling lengkap melengkapi untuk menyajikan informasi.