Transformasi Digital atau Tertinggal. Ini Faktanya!

Masyarakat Indonesia menjadi konsumen yang sangat besar bagi produk dan konten digital. Namun tidak demikian dalam pemanfaatan teknologi digital untuk kegiatan produktif. Masih banyak yang belum tergerak untuk melakukan transformasi digital. Ketika pandemi datang mau tidak mau upaya itu harus dilakukan agar tetap survive. Studi yang dilakukan perusahaan penyedia teknologi manajemen Workday, menunjukkan bahwa pandemi telah mengakibatkan sebanyak 50 persen dari perusahaan Indonesia yang disurvei menjadikan transformasi digital sebagai prioritas utama selama masa pandemi.

Transformasi Digital atau Tertinggal. Ini Faktanya!
ilustrasi/ net

MONDAYREVIEW.COM – Masyarakat Indonesia menjadi konsumen yang sangat besar bagi produk dan konten digital. Namun tidak demikian dalam pemanfaatan teknologi digital untuk kegiatan produktif. Masih banyak yang belum tergerak untuk melakukan transformasi digital. Ketika pandemi datang mau tidak mau upaya itu harus dilakukan agar tetap survive.

Studi yang dilakukan perusahaan penyedia teknologi manajemen Workday, menunjukkan bahwa pandemi telah mengakibatkan sebanyak 50 persen dari perusahaan Indonesia yang disurvei menjadikan transformasi digital sebagai prioritas utama selama masa pandemi.

Pandemi global yang telah berjalan beberapa bulan ini semakin membuktikan pentingnya ketangkasan digital perusahaan. Itulah yang dikatakan Presiden Workday Asia, Rob Wells. Tanpa adanya dukungan teknologi yang tepat, perusahaan tidak bisa beradaptasi dengan perubahan yang datang kian cepat.

Pada tahun 2020 ini juga banyak perusahaan yang dinilai harus memperbarui sistem bisnis mereka secara signifikan dalam waktu yang singkat. Studi membuktikan bahwa proses bisnis yang masih luring adalah salah satu rintangan terbesar.

Hasil studi ini dapat membantu pemimpin perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam menyusun rencana transformasi digital dan berinvestasi untuk menjamin kesehatan bisnis serta tenaga kerja dalam jangka panjang.

Transformasi digital tidak lagi menjadi pilihan, tetapi bagian dari cara perusahaan "bertahan hidup" dan melihat krisis sebagai sebuah peluang guna mempercepat laju transformasi digital bisnis.

Selain menemukan bahwa 50 persen perusahaan Indonesia menjadikan transformasi digital prioritas utama selama masa pandemi, sementara 31 persen perusahaan justru memperlambat transformasi digital mereka.

Sebagai akibat dari kurangnya ketangkasan digital, 80 persen perusahaan tersebut mengalami kesulitan dalam mengubah rencana keuangan tahun ini. Selain itu, 69 persen perusahaan juga menghadapi kesulitan dalam mengubah struktur organisasinya.

Masalah juga muncul pada pengelolaan bisnis sehari-hari dengan 41 persen perusahaan kesulitan mengelola cara-cara baru dalam merunut rantai perizinan dan kegiatan operasional lainnya.

Sementara itu Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengajak para pelaku koperasi  agar mengubah pola pikir dan tata kelola usahanya agar dapat menyesuaikan diri di era digital.

Revolusi industri menjadikan perubahan besar dan radikal terhadap cara manusia memproduksi barang dan jasa dimana setiap perubahan besar selalu diikuti perubahan dalam bidang ekonomi, politik, militer, dan budaya, termasuk koperasi.

Perubahan ini menjadikan tantangan bagi koperasi yang tidak hanya sekadar cara berbisnis di era digital, melainkan juga mengubah pola pikir dalam sistem tata kelola secara menyeluruh. Dan koperasi harus mampu beradaptasi dan bertransformasi secara dinamis.

Beberapa penyebab kegagalan transformasi digotal karena perusahaan sering mengesampingkan beberapa elemen penting, misalnya mereka hanya melakukan cara transformasi dengan brick to click, padahal hal itu belumlah cukup karena hanya memindahkan produk fisik ke daring.

Digital transformation tak sebatas pada otomatisasi saja. Perlu melangkah pada consumer behaviour, dan seterusnya.