Tragedi Suriah Diharapkan Mampu "Bangunkan" Umat
Konflik berkepanjangan di Suriah telah mengakibatkan bencana kemanusiaan serta kerugian harta benda yang sangat besar.

MONITORDAY.COM - Konflik berkepanjangan di Suriah telah mengakibatkan bencana kemanusiaan serta kerugian harta benda yang sangat besar. Tragedi ini juga dinilai tidak semata-mata ditujukan kepada rakyat Suriah.
Hal itu disampaikan Presiden Lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT), Ahyudin bahwa konflik Suriah perlu ditarik dengan perspektif keimanan kepada Allah Swt. Ia menegaskan sudah saatnya menyelamatkan umat.
"Hal yang paling penting dilakukan kita semua adalah memberitahu umat tragedi ini. Gugah umat, bangunkan umat, setiap kata yang temen-temen share adalah jihad kita," katanya dalam diskusi publik yang diselenggarakan Jurnalis Islam Bersatu (JITU) bertema 'Tujuh Tahun Konflik Suriah: Antara Realita dan Propaganda' di Hotel Gren Alia, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (7/4/2018).
"Saya gak mau Indonesia itu absen di langit gak ada," imbuhnya.
Sementara itu, redaktur Kantor Berita Turki Anadolu Agency, Muhammad Pizaro menjelaskan situasi di Suriah tak ubahnya seperti kota mati. "Gelap sekali. Tidak ada air, tidak ada listrik, gelap total. Bunyi jangkrik pun tidak terdengar," sebutnya.
Terlebih, lanjut dia, konflik di Suriah bukan hanya bermula pada tahun 2011, melainkan telah berlangsung puluhan tahun. Kemudian, Pizaro yang juga Ketua Umum JITU menuturkan rakyat dan para ulama di Suriah kerap menitipkan salam pada rakyat Indonesia sebagai negara muslim terbesar.
"Katakan bahwa kami meminta doa-doa mereka, katakan bahwa kami meminta dukungan mereka, karena kita adalah saudara," ucapnya menirukan penduduk Suriah.
Dalam diskusi tersebut, narasumber dari ACT, Firdaus menyampaikan kondisi terkini di Suriah melalui live streaming. Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah juga turut menyampaikan pesan moral terhadap tragedi Suriah serta kritik kepada Pemerintah untuk lebih aktif membantu penyelesaian konflik.
[Rasy]