Status Awas, Penerbangan Dilarang Melintas di Sekitar Sinabung

BNPB menyatakan penerbangan belum boleh melintas di sekitar Gunung Sinabung. PVMBG melaporkan aktivitas vulkanik Gunung Sinabung masih sangat tinggi dengan status Awas

Status Awas, Penerbangan Dilarang Melintas di Sekitar Sinabung
Gunung Sinabung meletus. Foto: Istimewa

MONITORDAY.COM – Penerbangan pesawat tidak boleh melintas di sekitar Gunung Sinabung. Demikian penjelasan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pasca-gunung itu meletus pada Senin (19/2/2018) pagi.

“Pasca letusan tadi, PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) menaikkan VONA (Volcano Observatory Notice for Aviation) dari Orange menjadi Merah. Artinya penerbangan pesawat tidak boleh melintasi sekitar Gunung Sinabung karena berbahaya,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho saat dikonfirmasi Monitorday.com, Senin malam.

Sutopo mlanjutkan, PVMBG melaporkan aktivitas vulkanik Gunung Sinabung masih sangat tinggi dengan status Awas. Selama 19/2  dari pukul 06.00 - 12.00 WIB telah berlangsung 1 kali gempa letusan dengan 607 detik, 1 kali awan panas letusan, dengan durasi 607 detik. 10 kaki awan panas guguran dengan durasi 195-792 detik, 14 kali gempa guguran, 5 kali gempa hembusan, 1 kali gempa low frekuensi, dan 5 kali gempa vulkanik dalam.

BNPB meminta masyarakat dan pengunjung atau wisatawan tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak, dan dalam jarak 7 km untuk sektor selatan-tenggara. Dalam jarak 6 km untuk sektor tenggara-timur, serta di dalam jarak 4 km untuk sektor utara-timur Gunung Sinabung.

“Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap potensi bahaya lahar,” imbuh Sutopo.

Sutopo menambahkan, mengingat telah terbentuk bendungan di hulu Sungai Laborus maka penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sekitar hilir daerah aliran sungai Laborus agar tetap menjaga kewaspadaan.

“Karena bendungan ini sewaktu-waktu dapat jebol karena tidak kuat menahan volume air sehingga mengakibatkan lahar atau banjir bandang ke hilir,” tuturnya.

[Suandri Ansah]