Tradisi Turki Yang Patut Ditiru

Jika  masyarakat Turki begitu murah hati, tak perlu heran lagi. Dalam sejarahnya, saat Daulah Utsmani  (Ottoman) masih memimpin negeri itu, mereka mempunyai tradisi yang masih lestari hingga kini.

Tradisi Turki Yang Patut Ditiru
Pedagang yang sedang menjajakan roti atau biasa disebut 'Askida Ekmek' di Turki

MONITORDAY,C0M - Tak hanya di Indonesia, solidaritas dalam membantu juga terlihat di beberapa negara. Seperti di  masyarakat Turki yang mempunyai tradisi meletakkan paket-paket makanan di pinggir jalan untuk siapa saja yang membutuhkan.

Walaupun Pemerintah Turki telah menyiapkan paket stimulus ekonomi senilai 100 miliar lira Turki atau sekitar 15,4 miliar dolar AS. Yang menjamin warganya tak akan kelaparan. Bahkan, kebaikan hati ini tak hanya untuk warga negaranya, Turki juga mengulurkan bantuan untuk negara-negara tetangganya.

Jika  masyarakat Turki begitu murah hati, tak perlu heran lagi. Dalam sejarahnya, saat Daulah Utsmani  (Ottoman) masih memimpin negeri itu, mereka mempunyai tradisi yang masih lestari hingga kini.

Namanya askıda ekmek. Secara harafiah artinya roti dikait. Ini adalah tradisi membeli roti, tapi hanya mengambil separuh dari yang dibayarkan dan membagikan setengahnya untuk siapa saja yang membutuhkan.

Misalnya kita membeli empat potong roti, tapi hanya dua yang diambil. Dua lagi “dititipkan” di keranjang yang digantung di depan toko roti. Roti di dalam keranjang ini boleh diambil siapa saja yang membutuhkan.

Bila ada yang datang dan mengatakan, “Askıda ekmek var mi--Adakah roti dikait?” penjual akan mengambilkannya secara gratis.

Menariknya, mereka yang membutuhkan juga tidak “rakus”. Semisal penjualnya memberi dua potong, tapi ia merasa cukup dengan satu potong roti, maka akan dikembalikannya disertai ucapan, “Ini cukup untukku. Bagikan pada yang lain.”

Mereka yang sering membutuhkan, setelah berdaya secara ekonomi ganti akan mengisi keranjang roti. Begitu terus, hingga tak ada yang kelaparan lagi.

Tradisi ini masih berlanjut hingga kini di beberapa tempat. Kebiasaan ini bisa dilihat di salah satu toko roti yang sudah berusia seratusan tahun di sekitar Masjid Eyup Sultan, Istanbul.

Ada juga  tradisi yang bernama beras jumputan. Masing-masing keluarga memberikan sejumput beras lalu dikumpulkan dan dibagikan kepada yang membutuhkan. Entah masih ada atau tidak sekarang.

Alangkah indahnya konsep Islam tentang persaudaraan. “Tidaklah mukmin orang yang kenyang sementara tetangganya lapar sampai ke lambungnya.” [Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad (112).