Tiga Disrupsi Memaksa Giant Gulung Tikar. Ini Faktanya!

MONITORDAY.COM - Sudah dapat dipastikan bahwa gerai retail Giant akan menutup seluruh gerainya. PT Hero Supermarket Tbk sebagai induknya akan fokus mengembangkan Hero Supermarket, Guardian, dan IKEA. Giant memang sempat menjadi brand yang kuat. Giant mencerminkan ukuran gerai yang besar, lengkap, dan modern. Sambil belanja konsumen mendapatkan suasana jalan-jalan yang asyik. Tentu sebelum datang pesaing dengan konsep yang inovatif.
Usaha retail dalam wujud mall atau supermarket sangat terpukul menghadapi situasi yang berubah cepat dan pandemi yang panjang. Di saat perubahan pola berbelanja konsumen menggusur pola lama berbagai pembatasan aktivitas memaksa mall tutup dan buka secara terbatas. Padahal selama ini sebagian konsumen pergi ke mall lebih banyak untuk jalan-jalan atau kebutuhan rekreatif. Masih untung karena sambil jalan-jalan sekalian belanja. Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi harian konsumen banyak yang bergeser ke minimarket dan e-commerce.
Sementara dalam skala minimarket laba perusahaan juga mengalami penurunan signifikan meski omzetnya cenderung naik. Laba Indomaret turun 80% sepanjang 2020 antara lain karena kenaikan biaya penyusutan.
Jaringan ritel Alfamart, membukukan penurunan laba bersih 4,28% secara year-on-year (yoy) menjadi sebesar Rp1,06 triliun pada tahun buku 2020. Padahal pendapatan bersih Alfamart sepanjang 2020 lalu tumbuh 3,95% secara yoy menjadi sebesar Rp75,83 triliun. Penurunan laba bersih Alfamart di 2020 disebabkan oleh pembengkakan beban usaha perseroan.
Bisnis retail modern harus menghadapi 3 gangguan sekaligus yakni digital disruption, millennial disruption, dan pandemic disruption.
Retail sendiri dapat diartikan sebagai proses penjualan produk atau jasa kepada konsumen dalam skala kecil atau eceran dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pribadi / konsumsi konsumen tersebut. Dengan kata lain, pelaku bisnis retail menjual produk atau jasa mereka langsung kepada konsumen, bukan pada bisnis lain. Proses transaksi pun bisa dilakukan di mana saja, baik melalui toko fisik maupun toko online.
Pelaku bisnis retail merupakan penghubung antara pihak pabrikan dan konsumen. Maka dari itu, retail dianggap sebagai bagian yang penting dalam rantai pasokan (supply chain) karena dapat membantu pabrikan sebagai penghasil produk untuk terhubung dengan konsumen walaupun tanpa ada interaksi langsung. Pihak pabrikan hanya perlu berfokus pada tahap produksi sedangkan retail berfungsi untuk menjual produk tersebut langsung pada konsumen.
Dalam beberapa tahun terakhir sebelum pandemi pertumbuhan mall, supermarket dan minimarket sangat masif meski penutupan sejumlah gerai terus terjadi sepanjang 2019. Pasar retail Indonesia memang sangat menggiurkan. Mall dengan konsep baru tetap menjanjikan bagi pengusaha properti. Salah satunya adalah dengan kemunculan AEON yang sangat menarik konsumen sebagai lokasi jalan-jalan sambil belanja.
Tahun 2021 masih menjadi tahun yang berat. Tutupnya gerai Giant yang mengancam nasib 7.000 karyawannya sangat memprihatinkan. Lapangan kerja baru harus disiapkan. Di saat pola belanja berubah ada kebutuhan tenaga kurir dan logistik yang meningkat. Eks karyawan perusahaan ritel raksasa ini mungkin dapat diberi peluang agar dapat menjadi mitra usaha dalam industri ritel baik sebagai pemasok barang, pengantar barang, atau agen penjualan barang.