Memilih Pinjaman Daring. DigiKu Saja!
Perlu kehadiran Pemerintah dalam menjawab persoalan tersebut. Salah satu langkah solutif yang perlu dilirik adalah upaya Pemerintah dan kalangan perbankan untuk mengatasi permasalahan seputar permodalam bagi UMKM. Lahirlah DigiKU atau Digital Kredit UMKM. Program ini dirilis oleh Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). DigiKU adalah program fasilitas pinjaman daring (online) bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang dinamakan Program pinjaman daring itu menyalurkan bantuan modal finansial sebesar Rp 4,2 triliun kepada 1 juta unit UMKM dalam eksosistem digital.

MONDAYREVIEW.COM - Kondisi ekonomi sangat berat saat ini termasuk bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Resesi ekonomi sudah melanda beberapa negara. Walau demikian sikap pesimis harus disingkirkan. Kerja keras dan gotong-royong menjadi kunci untuk keluar dari situasi sulit ini.
Diperkirakan pemulihan ekonomi secara menyeluruh baru dapat dicapai di awal 2022. Itu artinya masih ada marathon satu setengah tahun ke depan. Sebagian kalangan menyebut istilah resetting atau penataan kembali untuk menunjuk pada situasi yang benar-benar baru dalam kehidupan perekonomian dunia.
Peran Pemerintah tentu menjadi sangat penting dalam menata kembali ekonomi. Tatanan baru berarti regulasi baru atau aturan-aturan baru yang menyesuaikan dengan kenormalan baru. Negara dalam hal ini pemerintah dan parlemen harus bekerja keras dalam menyusun kembali berbagai ketentuan terkait dunia usaha. Dengan pendekatan yang komprehensi dan sistemik.
Rakyat berada dalam situasi memprihatinkan. Banyak yang harus gulung tikar atau berhenti dari pekerjaannya. Sementara orang membutuhkan penghasilan. Usaha dan pekerjaan yang memberi jalan bagi seseorang untuk mendapatkan penghasilan. Usaha dapat berjalan salah satunya karena tercukupinya kebutuhan pembiayaan atau permodalan. Selama usaha berhenti modal tergerus untuk kebutuhan konsumsi ataupun pembiayaan usaha yang tak serta merta bisa dikekang.
Upaya mencari solusi dan mengembangkan inovasi mau tidak mau harus dilakukan terus-menerus untuk menjawab berbagai persoalan. Banyak kesalahan dan perbaikan dalam perjalanan mencari jalan keluar dari pandemi ini. Salah satunya soal modal dalam menjalankan usaha.
Jika kesulitan modal maka tak jarang pelaku usaha termasuk UMKM terjebak dalam utang yang menjerat. Termasuk dalam bentuk pinjaman daring yang menawarkan proses yang cepat. Namun banyak pemberi utang yang berkedok pinjaman daring yang memberi bunga tinggi dan pada akhirnya menjerumuskan peminjam dalam kesulitan finansial yang lebih dalam.
Perlu kehadiran Pemerintah dalam menjawab persoalan tersebut. Salah satu langkah solutif yang perlu dilirik adalah upaya Pemerintah dan kalangan perbankan untuk mengatasi permasalahan seputar permodalam bagi UMKM. Lahirlah DigiKU atau Digital Kredit UMKM. Program ini dirilis oleh Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
DigiKU adalah program fasilitas pinjaman daring (online) bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang dinamakan Program pinjaman daring itu menyalurkan bantuan modal finansial sebesar Rp 4,2 triliun kepada 1 juta unit UMKM dalam eksosistem digital.
Melalui inovasi program ini, bantuan finansial senilai Rp 4,2 triliun akan disalurkan bagi 1 juta unit UMKM yang ada dalam ekosistem digital. Angka ini bisa ditambah sejalan dengan penyerapan yang dilakukan oleh UMKM.
Salah satu keunggulan layanan ini adalah cepat. Hanya peru waktu 15 menit. Diharapkan ada keselarasan data guna mempercepat proses pengajuan dan persetujuan kredit bagi UMKM.
DigiKU diharapkan menjadi solusi inovatif yang efisien, memberi manfaat luas dan meningkatkan kualitas. Perlu inovasi yang menjawab permodalan para pelaku UMKM. Sebanyak 99 persen entitas bisnis di Indonesia merupakan UMKM yang kontribusinya terhadap PDB mencapai 60,8 persen dan kontribusinya terhadap penyerapan tenaga kerja sebesar 97 persen.
Menko Perekonomian Airlangga menyebut potensi pasar di Indonesia untuk ekonomi digital sendiri mencapai 130 miliar dolar AS hingga 2025 mendatang. Angka tersebut mencapai lebih dari 85 persen total pasar di ASEAN yang mencapai 150 miliar dolar AS.
Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yang juga meluncurkan Digital Kredit UMKM (DigiKU) bisa memberikan akses yang lebih luas untuk menjangkau masyarakat, UMKM, hingga Industri Kecil Menengah (IKM) untuk menggarap pasar regional.
Hingga saat ini sudah ada lebih dari 1 juta unit UMKM yang masuk ke dalam ekosistem digital sejak Gernas BBI diluncurkan Presiden Jokowi pada 14 Mei lalu.
Sementara itu, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan hingga akhir tahun pemerintah menargetkan ada 10 juta UMKM yang masuk ke ekosistem digital, dari yang saat ini baru sekitar 8 juta UMKM. Presiden minta kami untuk segera menambah jumlah pelaku UMKM yang sudah terintegrasi ke digital. Hari ini baru 13 persen, target akhir tahun diminta 10 juta UMKM.
Dengan kehadiran DigiKU masalah permodalan UMKM terjawab. Perlu sosialisasi dan keterlibatan banyak fihak untuk mendorong kembali geliat UMKM agar ekonomi tetap bergerak dan banyak orang kembali mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.