Teten Masduki : UMKM Perlu Digitalisasi Produksi

Digitalisasi menawarkan cara serta sarana bagi produsen untuk menyesuaikan sistem produksi mereka guna menangani diversifikasi dan perubahan cepat permintaan pasar. Namun, usaha kecil dan menengah sering kali kewalahan oleh kecepatan pengembangan solusi IT serta model bisnisnya.

Teten Masduki : UMKM Perlu Digitalisasi Produksi
alat manufaktur digital/ net

MONDAYREVIEW.COM - Digitalisasi menawarkan cara serta sarana bagi produsen untuk menyesuaikan sistem produksi mereka guna menangani diversifikasi dan perubahan cepat permintaan pasar. Namun, usaha kecil dan menengah sering kali kewalahan oleh kecepatan pengembangan solusi IT serta model bisnisnya.

Piranti digitalisasi manufaktur memungkinkan para pengambil keputusan untuk menilai langkah-langkah digitalisasi selama proses perencanaan untuk memanfaatkan sepenuhnya teknologi yang baru tersedia.

Terkait digitalisasi produksi, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus segera bertransformasi menggunakan digitalisasi dalam menciptakan produk.

Hal itu penting dilakukan agar UMKM bisa menghasilkan produk setara negara lain. Transformasi teknologi produksi penting supaya produk UMKM memiliki daya saing. Sekarang market di dalam negeri dari luar negeri. Nah, produk UMKM Pemerintah harus distandardisasi sekelas produk dunia. Karena itu, perbaikan teknologi produksi ini mutlak dilakukan. Demikian menurut Teten Masduki.

Status kelembagaan UMKM juga harus berubah dari informal ke formal. Menurutnya, banyak UMKM khususnya mikro belum berbadan hukum. Apalagi selama pandemi ini jumlah usaha mikro semakin banyak, karena banyak orang kehilangan pekerjaan, sehingga dia membuka warung baik digital maupun offline.

Transformasi teknologi seperti pemasaran, dapat mengefisienkan bisnis lewat digital payment. Ada 93 persen wilayah Indonesia kalau dari catatan e-commerce sekarang bisa diakses lewat pasar digital. Jadi, ini ada keterkaitan dengan perbaikan infrastruktur internet termasuk juga logistik.

Pemerintah akan membantu para pelaku UMKM dengan membuatkan rumah produksi dan memberikan alat produksi yang modern. Ke depan, Pemerintah bangunkan rumah produksi bersama. Nanti, UMKM tidak perlu punya alat sendiri sendiri, dia bisa masuk di situ, sehingga bisa bangun peralatan yang modern.

Banyak brand-brand besar yang ternyata tidak punya pabrik. Dengan memiliki rumah produksi, kualitas produksi UMKM-nya bisa menjadi lebih baik.

Studi kasus yang disajikan di bagian sebelumnya menyediakan contoh penerapan piranti digital manufaktur dalam proyek digitalisasi. Mempertimbangkan potensi dan prasyarat yang ada, terlihat bahwa simulasi aliran material dapat digunakan untuk mengevaluasi langkah-langkah digitalisasi untuk proses logistik secara prospektif.

Ada gambaran bahwa pemilihan alat itu penting, karena pertanyaan-pertanyaan sepele dijawab dengan lebih efisien tanpa menerapkan model dan alat yang rumit. Namun, penerapan simulasi sangat berharga dalam penelitian ini mengingat eksperimen lainnya.

Ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang dinamika sistem dan bagaimana algoritme disposisi baru akan mengubahnya. Akuisisi dan pemrosesan data terbukti sulit, tetapi juga sangat berharga dalam proses pengembangan langkah-langkah digitalisasi.

Pengetahuan yang selama ini dibagikan dikumpulkan dan didiskusikan dengan berbagai pemangku kepentingan sebelum digunakan dalam studi simulasi. Hal ini telah memicu diskusi yang berharga dan menggambarkan perlunya digitalisasi proses karena beberapa input data dan potongan informasi tidak dapat dikumpulkan secara akurat dalam keadaan sistem asli sehingga analisis data yang lebih kompleks diperlukan untuk mengumpulkan input yang valid untuk simulasi. Selain itu, pengalaman mendukung hipotesis bahwa Piranti Manufaktur Digital memerlukan antarmuka untuk diintegrasikan secara mulus dengan sistem ICT pabrik, untuk memungkinkan perencanaan yang efisien dalam proses digitalisasi berulang.

Menggunakan Piranti Manufaktur Digital, juga menjadi mungkin untuk menilai ukuran digitalisasi secara ekonomis selama fase perencanaan (misalnya menggunakan kerangka kerja yang disajikan dalam.

Studi kasus menunjukkan, bagaimanapun, bahwa hal ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan memperhatikan manfaat nyata yang dibawa oleh digitalisasi dalam jangka panjang. Keuntungan terbesarnya terletak pada menciptakan transparansi dalam proses yang sampai sekarang membutuhkan akuisisi dan evaluasi data manual yang kurang memadai .

Oleh karena itu, Digital Manufacturer’s Tool menyediakan sarana untuk mendukung implementasi tertentu mengukur dan juga bisa mendapatkan keuntungan dari digitalisasi. Namun, mereka tidak boleh digunakan sebagai satu-satunya dasar untuk keputusan strategis tentang apakah sebuah pabrik harus menjalani digitalisasi atau tidak.