Tentara dan Politik Itu
Dengan Jenderal Gatot yang akan pensiun 6 bulan lagi, bisa jadi mengingatkan pada tokoh berlatarbelakang militer yakni SBY pada pilpres 2004.

MONDAYREVIEW.COM – Presiden Joko Widodo dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menjadi dua sosok yang menarik perhatian episentrum tema “tentara dan politik itu”. Ya semenjak dihapusnya dwifungsi ABRI (kini TNI) boleh dibilang terjadi redefinisi, reaktualisasi dari pihak militer. Pada masa terdahulu cengkeraman pihak militer sampai jauh pengaruhnya. Di politik dikenal “ABG” dimana “A” merupakan ABRI. “ABG” merupakan pilar dari langgeng dan kokohnya sisi politik Orde Baru - dimana A berarti ABRI, B berarti Birokrasi, G berarti Golkar.
Di sisi ekonomi bisnis pihak militer begitu kukuh. Baik sebagai backing ataupun aktif mengelola keuangan. Pendek kata militer dengan dwifungsinya merambah ke berbagai sektor negeri ini. Lalu di masa reformasi, supremasi sipil menjadi wacana yang menjadi nyata.
Kembali ke dua aktor yang disebutkan di atas yakni Jokowi dan Gatot Nurmantyo. Maka framing bisa saja diungkapkan bahwa Jokowi merupakan simbolisasi dari supremasi sipil. Sedangkan Jenderal Gatot Nurmantyo merupakan sosok yang akan membawa militer kembali ke dwifungsinya. Framing dan analisa tersebut amat mungkin dilakukan, meski tentu saja harus diuji lagi pendapat tersebut.
Jenderal Gatot sendiri telah menegaskan bahwa politik kebangsaan yang dilakukan oleh TNI. Bukan politik praktis untuk mendukung salah satu kelompok. Netralitas TNI adalah kunci. Sementara itu Jokowi dalam bingkai analisa juga bisa ditempatkan sebagai aktor politik. Tak sekadar dengan jabatan presiden yang diembannya sekarang, melainkan sebagai sosok politikus yang pernah menjabat sebagai Wali Kota Surakarta, lalu Gubernur Jakarta.
Jokowi bisa jadi sedang mereduksi pasang naik dan bisa jadi calon lawannya di pilpres 2019. Pilpres yang rencananya akan dihelat pada 17 April 2019 memang masih membuka aneka ruang kemungkinan. Siapa yang maju sebagai kandidat masih bisa begitu fluid. Bisa jadi pilpres 2019 tidak sekadar déjà vu Jokowi vs Prabowo.
Dengan Jenderal Gatot yang akan pensiun 6 bulan lagi, bisa jadi mengingatkan pada tokoh berlatarbelakang militer yakni SBY pada pilpres 2004. Megawati Soekarnoputri sebagai petahana nyatanya harus takluk pada SBY yang menjadi “pembantunya” alias menteri di kabinet Gotong Royong.
Momentum, itulah yang bisa dilakukan oleh SBY dan berbuah dirinya menjadi presiden RI selama dua periode. Maka masih menarik untuk dinantikan dalam waktu-waktu mendatang akankah Jenderal Gatot Nurmantyo bertransformasi terjun ke politik?