Tempe 4.0 : Inovasi Mesin Penggoreng

Tempe adalah jenis makanan sederhana bergizi tinggi. Reputasi makanan ini terus meningkat. Martabat konsumennya tak kalah dengan penikmat daging dan ikan. Tempe adalah makanan khas Indonesia yang terbuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus. Secara umum dikenal sebagai "ragi tempe".

Tempe 4.0 : Inovasi Mesin Penggoreng
keripik tempe/ net

MONDAYREVIEW.COM –  Tempe adalah jenis makanan sederhana bergizi tinggi. Reputasi makanan ini terus meningkat. Martabat konsumennya tak kalah dengan penikmat daging dan ikan. Tempe adalah makanan khas Indonesia yang terbuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus. Secara umum dikenal sebagai "ragi tempe".

Kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia. Tempe kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B, dan zat besi. Berbagai macam kandungan dalam tempe mempunyai nilai obat, seperti antibiotika untuk menyembuhkan infeksi dan antioksidan pencegah penyakit degeneratif.

Secara umum, tempe berwarna putih karena pertumbuhan miselia kapang yang merekatkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang memadat. Degradasi komponen-komponen kedelai pada fermentasi membuat tempe memiliki rasa dan aroma khas. Berbeda dengan tahu, tempe terasa agak masam.

Tempe banyak dikonsumsi di Indonesia, tetapi sekarang telah mendunia. Kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah menggunakan tempe sebagai pengganti daging. Akibatnya, saat ini tempe tidak hanya diproduksi di Indonesia tetapi juga di banyak tempat di dunia. Berbagai penelitian di sejumlah negara, seperti Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat. Indonesia juga sekarang berusaha mengembangkan galur (strain) unggul Rhizopus untuk menghasilkan tempe yang lebih cepat, berkualitas, atau memperbaiki kandungan gizi tempe.

Bagaimana tempe dapat bersaing di era industri 4.0? Salah satunya melalui inovasi teknologi dalam bentuk mesin penggoreng keripik tempe. Spesifikasi mesin penggoreng keripik tempe conveyor ini adalah dimensi 150x80x60 cm, kapasitas menghasilkan 1 kg keripik dalam waktu 1 jam, daya 220 watt, pemanas dengan kompor infrared bunner, pengoperasin semi otomatis dilengkapi dengan thermo control dan speed control, serta menggunakan material foodgrade.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendampingi industri kecil dan menengah (IKM) dalam bertransformasi digital, sehingga mampu mengimplementasikan teknologi industri 4.0 dalam produksinya guna meningkatkan daya saing, mendongkrak produktivitas, serta efisiensi biaya, energi, dan waktu.

Bukti nyata implementasi menuju industri 4.0 yang dilakukan sektor IKM, salah satunya adalah inovasi mesin penggoreng keripik tempe yang dimanfaatkan oleh IKM keripik tempe Sanan di Malang oleh startup Tempeniza. Demikian menurut Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih.

Ia menjelaskan Malang dikenal sebagai salah satu kota penghasil tempe dengan sentra keripik tempe Sanan yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu.Sebelum pandemi, sentra keripik tempe di Malang ini mampu menampung lebih dari 500 pelaku IKM tempe, dengan sirkulasi per hari mencapai Rp1 miliar dan kapasitas produksi bisa mencapai 30 ton dalam sehari.

Gati mengemukakan mesin konveyor penggoreng keripik tempe ini merupakan jawaban permasalahan sentra keripik tempe Sanan yang diangkat pada hackathon kompetisi Startup4indusry tahun 2019.

Sentra keripik tempe Sanan membutuhkan peningkatan produktivitas dan terdapat permasalahan terkait dengan terbatasnya tenaga kerja berpengalaman. Inovasi mesin konveyor ini mampu memberikan hasil yang lebih cepat dengan jumlah yang banyak, dan keterampilan yang mudah dipelajari.

Proyek implementasi industri 4.0 di IKM, kata Gati, dapat dimulai dengan peningkatan teknologi produksi dengan menggunakan kontrol otomasi sehingga kualitas produk dapat terjaga.

Pihaknya kemudian membuat proyek percontohan untuk implementasi alat penggoreng keripik tempe di Malang oleh Tempeniza selaku pelaku usaha rintisan. Proyek percontohan ini berlangsung sejak 29 September 2020 dan dikerjakan sesuai spesifikasi yang sudah disusun sesuai kebutuhan, kemudian diujicobakan melalui kerja sama dengan IKM binaan Dinas Industri dan Perdagangan Kota Malang dan dilanjutkan dengan serah terima ke IKM keripik tempe Sanan, Malang.

Tempeniza merupakan pemenang Startup4industry tahun 2019 dan merupakan salah satu produsen mesin berbagai kebutuhan pengolahan tempe dengan mengedepankan teknologi yang efisien dan terjangkau bagi IKM tempe Indonesia.

Perusahaan startup tersebut membuat mesin pengolah berbagai macam proses pengolahan tempe dengan teknologi tepat guna yang terjangkau, hemat energi, efektif dan efisien.

Tempeniza juga menghadirkan solusi mengatasi masalah pengusaha tempe skala rumahan dengan merintis perusahaan mesin pengolah tempe higienis berdaya listrik rendah dan dijual dengan harga yang lebih ekonomis.

Adapun keunggulan mesin goreng keripik tempe antilengket yang dibuat Tempeniza, antara lain memangkas biaya operasional, menghindari kelengketan dalam penggorengan tahap pertama, minim pecah atau hancur pada saat menggoreng, serta memberikan bentuk keripik yang bulat dengan kematangan lebih merata.