Pendidikan Pra-Nikah untuk Melahirkan Generasi Unggul

Menko PMK dalam beberapa momen selalu menyampaikan terkait pendidikan pra nikah untuk membentuk keluarga yang kuat.

Pendidikan Pra-Nikah untuk Melahirkan Generasi Unggul
Sumber gambar: antaranews.com

MONDAYREVIEW.COM – Keluarga adalah pilar kemajuan bangsa. Keluarga yang kuat melahirkan bangsa yang kuat. Bagaimana tidak, keluarga adalah lingkungan terdekat bagi seorang individu yang menjadi anggota dari suatu bangsa. Keluarga yang baik akan melahirkan individu yang baik. Kumpulan individu yang baik akan melahirkan bangsa yang baik. Sebaliknya keluarga yang buruk akan melahirkan individu yang buruk. Kumpulan individu yang buruk akan melahirkan bangsa yang buruk. Oleh karena itu diperlukan adanya persiapan sebelum sepasang individu memutuskan untuk merajut bahtera rumah tangga.

Masih banyak kelompok masyarakat yang menganggap bahwa pernikahan adalah suatu keniscayaan yang tak perlu dipersiapkan. Dalam pandangan generasi tua, setiap individu yang telah dewasa secara otomatis sudah siap berumah tangga. Cukupnya usia untuk menikah dianggap sudah matang secara pengetahuan dan emosional. Bahkan bagi sebagian masyarakat asalkan seorang individu sudah baligh, dianggap sudah siap menikah. Karena itu masih ada hari ini pernikahan di bawah umur saat usia muda dilakukan. Sayangnya secara statistic, tingkat perceraian juga masih tinggi. Hal ini membuktikan bahwa membangun sebuah hubungan pernikahan tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Efek dari perceraian tidaklah sepele, kita mengenal istilah broken home, yakni rumah tangga yang hancur. Beragam kesaksian terkait anak yang bermasalah dalam mengikuti pelajaran ada kaitannya dengan keluarga yang broken home. Tentu tidak semua anak bermasalah disebabkan keluarga yang broken home, namun broken home banyak melahirkan calon penerus bangsa yang kurang kasih sayang. Hal ini menjadi pelajaran betapa pentingnya ketahanan keluarga dalam rangka melahirkan generasi unggul. Agar tidak berakhir dengan perceraian, yang membuat anak mengalami broken home, maka diperlukan upaya-upaya konkret dari pemerintah berupa edukasi kepada masyarakat.

Oleh karena itu program prioritas bagi Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan adalah soal pendidikan pra nikah. Menko PMK dalam beberapa momen selalu menyampaikan terkait pendidikan pra nikah untuk membentuk keluarga yang kuat. Sayangnya media selalu hanya mengutip pernyataan-pernyataan kontroversial secara tidak utuh dari Menko PMK. Misalnya pernyataan tentang orang miskin menikah dengan orang kaya untuk mengurangi kemiskinan, dan orang miskin besanan dengan orang miskin adalah sebuah masalah. Padahal wacana Menko PMK harus dibaca secara utuh, yakni tentang pembangunan manusia dengan prioritas menyiapkan keluarga kuat.

Menurut Muhadjir, untuk memutus lingkaran kemiskinan dalam masyarakat, proses pernikahan harus dimulai dengan perencanaan keluarga. Karena itu harus ada bimbingan rumah tangga calon pengantin yang itu jadi program utama Kemenko PMK, tapi karena kena Covid sehingga terpaksa ditunda. Adapun materi-materi pembekalan calon-calon pengantin baru berupa kesehatan keluarga, kesehatan reproduksi, ekonomi keluarga. Melalui materi itu, kita harapkan rumah tangga baru akan siap menyongsong, menyiapkan generasi Indonesia yang maju, generasi Indonesia yang unggul seperti yang menjadi arahan Bapak Presiden.