Tak Hanya Infrastruktur, Pemerintah Harus Membangun Jiwa Manusia Indonesia
Sudah sampai manakah misalnya progam Revolusi Mental yang didengungkan saat kampanye Pemilihan Presiden tahun 2014?

MONDAYREVIEW.COM – Pemerintahan Jokowi-JK menggaungkan slogan ‘Kerja, Kerja, Kerja’. Salah satu bentuk kerja yang ingin dikejar adalah pembangunan infrastruktur. Teruntuk kawasan Timur Indonesia, infrastruktur dibutuhkan untuk mempercepat pertumbuhan dan mendorong lancarnya arus lalu lintas barang.
Di bidang maritim, tol laut diharapkan mampu mempercepat perpindahan barang dan jasa serta memangkas biaya distribusi. Sedangkan di Jakarta, pembangunan infrastruktur juga terlihat dari pembangunan mass rapid transit (MRT) yang nantinya diharapkan dapat mengurai kemacetan di ibu kota.
Pembangunan infrastruktur dipercaya mampu menggerakkan roda ekonomi dan pertumbuhan ekonomi. Pembangunan infrastruktur juga dipercaya mampu mengurangi ketimpangan pembangunan antara wilayah Barat Indonesia dengan wilayah Timur Indonesia.
Namun pembangunan infrastruktur perlu diingat bukanlah satu-satunya pembangunan yang ditempuh. Jika sekadar membangun dan membangun, pada masa Orde Baru pembangunan Indonesia pun dahsyat hingga Soeharto dikenal sebagai Bapak Pembangunan.
Pembangunan yang dilakukan juga harus mengingat pembangunan jiwa. Seperti diungkap WR Soepratman dalam lagu Indonesia Raya: ‘Bangunlah jiwanya. Bangunlah badannya.’ Maka pembangunan yang komprehensif harus dilakukan pula. Sudah sampai manakah misalnya progam Revolusi Mental yang didengungkan saat kampanye Pemilihan Presiden tahun 2014? Sudah sampai manakah proses transformasi mental menuju Indonesia yang lebih baik serta menjauhkan dari patologi Korupsi, Kolusi, Nepotisme (KKN)?
Maka semoga halaman pemberitaan berikutnya tak hanya memaparkan pembangunan fisik yang kentara terlihat. Namun juga pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang sehat jiwa dan raganya.