Survei Kedai Kopi: Faktor Ekonomi Tentukan Tingkat Toleransi
Dalam rangka memperingati hari toleransi sedunia, lembaga survei Kedai Kopi merilis survei terbarunya terkait kehidupan toleransi di tengah masyarakat Indonesia. Survei ini digelar di 34 propinsi pada seluruh Indonesia, pada12-27 Maret 2018.

MONITORDAY.COM - Dalam rangka memperingati hari toleransi sedunia, lembaga survei Kedai Kopi merilis survei terbarunya terkait kehidupan toleransi di tengah masyarakat Indonesia. Survei ini digelar di 34 propinsi pada seluruh Indonesia, pada12-27 Maret 2018.
Dalam survei yang melibatkan 1.135 responden itu menunjukan bahwa status ekonomi yang tinggi justru lebih tidak toleran dibandingkan masyarakat kelas bawah. masyarakat dengan pengeluaran rata-rata rumah tangga di atas 5 juta rupiah, hanya mendapati skor 1,84 dari skala 1 sampai dengan 5. Sementara masyarakat dengan pengeluaran rumah tangga di bawah Rp500 ribu justru paling toleran dengan skor 2,52.
"Hasil analisis statistik justru menunjukkan kecenderungan yang tidak seiring dengan teori, di Indonesia semakin tinggi status sosial ekonomi justru semakin tidak toleran," kata peneliti KedaiKOPI, Kunto Adi Wibowo, Jumat, (16/11).
Kunto mengungkapkan, hal ini bisa disebabkan oleh rasa berhak mendapatkan segalanya yang mengakibatkan tipisnya toleransi. Survei tersebut berdasarkan perhitungan pengeluaran rata-rata rumah tangga per bulan melingkupi makan, minum, sekolah, transport, listrik, air, pakaian. Tidak termasuk tabungan, pembelian barang mewah/elektronik dan cicilan rumah.
Kunto melanjutkan, masyarakat dengan pengeluaran rumah tangga di bawah 500 ribu justru paling toleran dengan skor 2,52, diikuti dengan masarakat dengan pengeluaran Rp500 ribu - Rp 1 Juta dengan skor 2,44. Tingkat toleransi masyarakat dengan pengeluaran Rp1 juta - Rp1,5 juta mendapatkan skor 2,16 persen, masyarakat dengan pengeluaran Rp1,5 juta - 2 juta mendapatkan skor 2,05.
Tingkat toleransi kembali meningkat pada masyarakat dengan pengeluaran rumah tangga Rp2 juta - Rp2,5 juta yang mendapatkan skor 2,06, kemudian masyarakat dengan pengeluaran rumah tangga 2,5- 3 juta mendapatkan skor 2,09. Masyarakat dengan pengeluaran rumah tangga Rp3 juta-Rp3,5 juta mendapatkan skor 2,33.
Tingkat toleransi masyarakat kembali menurun pada masyarakat dengan pengeluaran Rp3,5 juta - Rp4 juta dengan skor 2,16. Masyarakat dengan pengeluaran Rp4 juta-4,5 juta memburuk dengan skor 1,85 persen.
Tingkat toleransi masyarakat dengan pengeluaran Rp4,5 juta - Rp5 juta lebih baik dengan skor 2,35. Namun pada masyarakat dengan pengeluaran di atas Rp5 juta justru anjlok di skor 1,84 persen.
Survei ini melibatkan responden berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah yang dipilih dengan menggunakan teknik multistage random sampling dan margin of error 2,97 persen. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka.