Dilaporkan soal Hoax, Faizal Assegaf Tuduh Fadli Zon Panik

Faizal meminta Fadli untuk insyaf

Dilaporkan soal Hoax, Faizal Assegaf Tuduh Fadli Zon Panik
Faizal Assegaf

MONITORDAY.COM - Ketua Progres 98, Faizal Assegaf menanggapi langkah Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon yang mempolisikan dirinya. Faizal menyatakan analisa-nya bahwa Fadli patut diduga "arsitek hoax atau bapak hoax" adalah benar dan siap dipertanggungjawabkan.

 

"Respon Fadli Zon dengan mengadukan saya ke jalur hukum menunjukan kepanikan, sikap kekanak-kanakan, norak dan makin mempertegas dirinya tidak siap menghadapi kritikan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (10/3/2018).

 

Faizal menuturkan analisa tersebut merujuk pada berbagai pendapat pengguna media sosial dan rangkaian manuver politik Fadli yang dinilainya gencar membela pelaku kejahatan hoax saat ditangkap aparat hukum. Ia memandang perilaku Fadli yang sangat agresif menyerang pemerintah Jokowi dengan berbagai isu destruktif dan berbau SARA sebagai sebuah kemunafikan.

 

"Sebaliknya bersikap tebang pilih dan bungkam dengan aneka kebobrokan dan pengkhianatan yang dilakukan para tokoh atau kelompok terkait yang dinilai sejalan dengan kepentingan politiknya," imbuh Faizal.

 

Kedua dasar pemikiran tersebut, lanjut dia, telah dihimpun dalam berbagai fakta dan akan dibeberkan ke ruang publik mapun di jalur hukum nanti.

 

"Saya tidak akan mundur dan takut dengan segala pertunjukan politik omong kosong yang dipamerkan oleh Fadli Zon," tukasnya.

 

"Saran saya, Fadli Zon segera insyaf dan berbesar hati untuk berubah menjadi politisi yang jujur, bijak dan dewasa, agar publik tidak menyimpulkan dirinya sebagai "arsitek atau bapak hoax," pungkas Fadli.

 

Sebelumnya, Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon diwakili Ketua Lembaga Advokasi Hukum Indonesia Raya DPP Partai Gerindra, Hanfi Fajri melaporkan Faizal ke Bareskrim Polri, kemarin (9/3/2018).

 

Faizal dilaporkan atas pernyataannya yang menyebut Fadli sebagai arsitek hoax ketika menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk 2019, Jokowi Dengan Siapa? Di Mata Aktivis di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada 3 Maret lalu.