Kominfo Imbau Masyarakat Tak Sebarkan Hoaxs Musibah Gempa Sulteng
Pascabencana gempa bumi dan tsunami di wilayah Donggala, Palu dan Mamuju, Sulawesi Tengah, Kementerian Komunikasi dan Informatika sejak Sabtu (29/09/2018) telah melakukan pemantauan atas konten negatif yang beredar di jaringan internet baik melalui situs maupun media sosial dan platform chatting.

MONITORDAY.COM – Pascabencana gempa bumi dan tsunami di wilayah Donggala, Palu dan Mamuju, Sulawesi Tengah, Kementerian Komunikasi dan Informatika sejak Sabtu (29/09/2018) telah melakukan pemantauan atas konten negatif yang beredar di jaringan internet baik melalui situs maupun media sosial dan platform chatting.
Ada beberapa hoax yang jika tidak segera diklarifikasi menjadi pembenaraan bagi publik bahwa informasi tersebut adalah benar. Oleh karena itu, pihak kominfo melalui siarannya bergerak cepat untuk menghentikan hoaxs tersebut agar tidak berkembang menjadi viral.
Setidaknya, Kementerian Komunikasi dan informatika (Kominfo) menerangkan ada 7 hoaxs yang beredar diantaranya dikabarkan Bendungan Bili-bili di kabupaten Gowa retak. Padahal secara fakta, bendungan Bili-bili masih dalam keadaan aman dan terkendali setelah dilakukan pengecekan oleh pihak Polsek Mamuju Gowa.
Terkait banyaknya foto korban tsunami, Kominfo mengakui dalam musibah gempa Palu memang banyak memakan korban. Akan tetapi, yang beredar di media sosial bukanlah foto-foto sesungguhnya melainkan foto kejadian gempa tsunami aceh 26 Desember 2004 yang disebarluaskan kembali sebagai dokumentasi korban gempa tsunami Palu.
Belum lama ini, publik juga diramaikan meninggalnya Walikota Palu dalam msuibah tersebut. Namun, pada kenyataannya Pak Hidayat selamat dan saat ini turut serta dalam penanganan tanggap darurat gempa Palu.
Hoaks selanjutnya yang paling teranyar, disebutkan akan ada gempa susulan pada tanggal 2 oktober (hari ini). Kominfo mencoba mencroscek kebenarannya ke BNPB ternyata berita tersebut tidak benar. Karena secara iptek di negara manapun tidak bisa memastikan kejadian gempa secara pasti. Apalagi ini diberitakan seakan kejadian tersebut benar akan terjadi.
Tidak sampai disitu, hoaxs juga memberikan kepanikan kepada keluarga korban gempa yang ingin menyaksikan keluarganya di Palu. Dimana diberitakan adanya pelayanan penerbangan gratis bagi keluarga korban terutama dari Makassar ke Palu. Secara fakta, pesawat Hercules TNI AU menuju ke Palu diutamakan membawa bantuan logistik, paramedis, obat-obatan, makanan siap saji, dan alat berat. Pemberangkatan dari Palu prioritas untuk mengangkut pengungsi diutamakan lansia, wanita dan anak-anak, serta pasien ke Makasar.
Menangapi hoaxs tersebut, Kementerian Kominfo melalui surat siaran siaran Pers No. 253/HM/KOMINFO/10/2018 meminta masyarakat tidak langsung menerima pemberitaan hoaxs tersebut.
“Kami mengimbau agar seluruh masyarakat tidak mudah mempercayai dan menyebarluaskan informasi yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya atau tidak jelas sumbernya,” terang Ferdinandus Setu, Plt. Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo dalam siaran yang diterima monitorday.com, Selasa (02/10/2018).