Suharso Monoarfa: Mendefinisikan Wajah Indonesia

Suharso Monoarfa: Mendefinisikan Wajah Indonesia
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa

MONITORDAY.COM

Ada cerita menarik saat Suharso Monoarfa dipanggil menghadap Presiden Joko Widodo, yang tengah sibuk menyusun kabinet di masa pemerintahannya di periode kedua ini. Ketika, itu, menjelang pengumuman kabinet, 22 Oktober 2019, sekira pukul 11.00, Suharso datang memenuhi undangan Presiden.

Suharso masuk melalui pintu tamu Istana Kepresidenan mengenakan kemeja putih dengan langkah mantap. Para wartawan yang menyaksikan kedatangan Suharso pun dengan percaya diri pula menyapanya dengan panggilan “Pak Menag”.

Sebagai orang nomor satu di Partai Persatuan Pembangunan, wajar jika wartawan menduga, pria kelahiran Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) 31 Oktober 1954 tersebut bakal ditugaskan di posisi sebagai Menteri agama. Pasalnya, posisi tersebut memang kadung lekat dengan para petinggi partai berlambang ka’bah tersebut.

Karena itu, tak ada yang menyangka, saat pengumuman para Menteri di Istana Negara pada Rabu 23 Oktober 2019, ternyata Presiden Joko Widodo menempatkan Suharso Monoarfa di posisi sebagai Menteri PPN/Kepala Bappenas. Suharso menggantikan posisi Bambang Brodjonegoro yang digeser ke posisi Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset Inovasi Nasional.

Meski terhitung kejutan, namun penempatan Suharso sebagai Menteri PPN/Kepala Bappenas bukanlah hal aneh. Masalah perencanaan pembangunan sejatinya merupakan isu yang sangat dipahami oleh pria yang pernah menjadi anggota DPR RI periode 2004-2009 itu.

Maklum, Suharso merupakan sarjana lulusan Fakultas Planologi Institut Teknologi Bandung. Dia menempuh Pendidikan di ITB antara tahun 1974-1978. Suharso juga akrab dengan masalah-masalah perencanaan pembangunan saat dia menjabat sebagai Menteri Perumahan Rakyat di Kabinet Indonesia Bersatu II di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Meski kemudian mengundurkan diri di tengah jalan dengan alasan pribadi, Presiden SBY ketika itu, tetap memuji pencapaian Suharso Monoarfa sebagai Menpera. Capaian Suharso yang dipuji SBY di antaranya adalah berhasil melakukan perubahan terhadap sistem subsidi kredit perumahan rakyat (KPR), utamanya bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang ternyata membawa efisiensi tinggi.

SBY juga memuji upaya Suharso yang berhasil membangun rumah susun bagi 15.000 kepala keluarga dari jajaran TNI dan Polri. Selain itu, Suharso juga dinilai berkontribusi pada Undang-Undang Perumahan dan Kawasan Permukiman serta RUU Rumah Susun.

Karena itu, tak heran, ketika usai pelantikan sebagai Menteri, Suharso langsung mampu “tune in” dengan isu-isu yang ditangani Bappenas, terutama terkait pemindahan ibu kota negara (IKN) yang banyak ditanyakan para wartawan.

Soal IKN, kepada wartawan yang mengerubunginya di Istana Negara, Suharso punya cita-cita membangun IKN yang mencerminkan wajah Indonesia. “Kota yang berwajah Indonesia itu seperti apa? Mari kita definisikan,” ujarnya.

Suharso Monoarfa mengatakan pemerintah bakal menjadikan ibu kota baru Indonesia di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur sebagai ikon dunia. Karena itu, pemerintah akan membangun Ibu Kota Negara dengan ciri khas Indonesia. Wajah Indonesia ini, salah satunya akan tercermin pada desain Istana Kepresidenan.

Istana Kepresidenan di Ibu Kota Negara yang baru nantinya akan berbeda dengan desain Istana Negara di Jakarta yang mengadopsi model kolonial. "Kalau ini kan peninggalan kolonial, barok dan rokoko (gaya arsitektur khas Eropa) ada di sini. Mungkin khas Indonesia akan berbeda," kata Menteri Suharso.

Selain berwajah Indonesia, Ibu Kota Negara yang baru di Kalimantan Timur juga akan menjadi kota pintar (smart city) dengan mendorong pemakaian teknologi paling baru. Dalam konsep smart city, terang Menteri Suharso, nantinya berbagai infrastruktur akan saling terintegrasi dan saling menunjang untuk kenyamanan penduduknya.

“Infrastruktur transportasi menerapkan konsep people centered transportation, dimana angkutan massal seperti bus, kereta api akan terintegrasi dengan sarana untuk pejalan kaki dan jalur sepeda. "Budaya berjalan dan bersepeda harus dibangun," kata Menteri Suharso.

Perkantoran di IKN baru juga akan menerapkan sistem smart office dan smart government. "Nanti Bappenas akan menjadi contoh smart office, bekerja akan flexi time, flexi schedule. Para ASN, kata Menteri Suharso, bisa bekerja tanpa perlu berada di kantor.

"Anak-anak muda ini kan lebih senang pekerjaan yang sifatnya working vacation. Sambil kerja ya liburan. Tapi yang penting goals-nya, objektifnya tercapai, yang penting di-deliver. Saat ini kami sedang menyusun assignmentnya, nanti per 1 Januari 2020 akan diterapkan. Untuk IoT (internet of things)-nya sebenarnya sudah ada," kata Menteri Suharso.

Sementara soal Bappenas, Suharso menyampaikan pesan Presiden Joko Widodo agar mengembalikan posisi Bappenas sebagai clearing house perencanaan nasional. “Presiden juga bisa menjadi contoh birokrasi yang tertib sehat, efisien dan cerdas,” tegasnya.