Spirit Kerja Jokowi Harus Diapresiasi, Bukan Dicaci Maki

Abdul Munir Mulkhan, Guru Besar Emiritus Universitas Muhammadiyah Surakarta menilai apa yang dilakukan Presiden Jokowi, dengan melakukan kerja-kerja produktif adalah tindakan nyata sebagai seorang pemimpin.

Spirit Kerja Jokowi Harus Diapresiasi, Bukan Dicaci Maki
Presiden Joko Widodo/Net

MONITORDAY.COM - Abdul Munir Mulkhan, Guru Besar Emiritus Universitas Muhammadiyah Surakarta menilai apa yang dilakukan Presiden Jokowi, dengan melakukan kerja-kerja produktif adalah tindakan nyata sebagai seorang pemimpin.

"Jokowi melakukan transformasi kehidupan. Jokowi mendorong masyarakat untuk melakukan kerja-kerja produktif. Jokowi ingin masyarakat mandiri dengan modal yang dimiliki. Jokowi ingin semua warga bangsa berdaya dan mempunyai spirit kuat dalam pembangunan," katanya.

Menurut Munir, Jokowi ingin setiap warga bangsa merasa memiliki Republik ini. Rasa memiliki itulah yang akan mendorong seseorang ingin selalu berbuat untuk bangsa dan negara. Melalui rasa memiliki masyarakat juga akan menjaga seluruh asset Republik agar tidak mudah berpindah tangan kepada orang lain.

"Jokowi mendorong rakyat untuk merasa memiliki negeri dengan menggelorakan kerja. Dengan kerja semangat, giat, keras, tuntas, dan ikhlas, maka bangsa Indonesia akan menjadi pemimpin dunia" ungkapnya.

Munir menambahkan, gelora kerja inilah yang juga akan menyelamatkan Indonesia dari kepunahan. Artinya, saat seluruh elemen bangsa bekerja, maka sektor riil akan bergerak. Saat sektor riil bergerak, maka bangsa akan hidup. Hidupnya bangsa menjadi penanda masa depan negara ini masih ada. Negara ini akan tetap berdiri tegak saat semua penghuninya bekerja dan bekerjasama.

"Jokowi sudah memulainya. Namun, semangat Jokowi untuk kerja tampaknya belum mendapat sambutan seluruh lapisan masyarakat. Padahal jika masyarakat mau untuk menyambut gerakan kerja ala Jokowi, bangsa dan negara ini akan maju" terangnya.

Lanjut Munir, gerakan kerja ala Jokowi pun selaras dengan seruan al-Quran surat al-Ashr (103). Surat yang diajarkan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan selama delapan bulan ini mengandung inti pesan amal sholeh. Amal sholeh adalah melakukan kerja sehingga waktu tidak sia-sia.

“Kerja menjadi bukti amal sholeh. Kerja mendorong terjadinya transformasi sumber daya manusia dan transformasi sosial. Maka dalam surat tersebut, di awal dengan sumpah Allah tentang waktu. Dimana manusia akan mengalami kerugiaan, saat tidak melakukan amal sholeh,” kata Munir.

Lebih lanjut, Munir mengatakan, amal sholeh yang utama adalah melakukan kebajikan dan saling menasehati menuju kesabaran. Kerja merupakan amal kebajikan yang dapat dilakukan oleh setiap manusia. Saat bekerja, pada dasarnya mereka sedang bersyukur atas anugerah Tuhan.

“Sikap syukur dengan bekerja sesuai dengan potensi itu akan pun bermanfaat bagi orang lain. Artinya, hidupnya menjadi berarti, karena tidak membebani orang lain. Selain itu melalui kerja ikhlas mereka dapat turut serta dalam proses kehidupan yang beradab,” jelasnya.

Amal sholeh ala Jokowi kini telah menggelinding. Karena itu, Munir sangat berharap, semoga ijtihad kecil Jokowi ini terus menginspirasi warga bangsa untuk melakukan sesuatu untuk negaranya. “Negara ini akan berdiri tegak dan kokoh saat semua penduduknya merasa memiliki dan melakukan sesuatu yang berarti untuk diri sendiri dan orang lain,” pungkasnya.