Sosialisasi Bahaya Tawuran Terus Digalakkan Dinas Pendidikan Kota Bekasi

Sosialisasi bahaya perkelahian antarpelajar atau tawuran terus digalakkan oleh Dinas Pendidikan Kota Bekasi

Sosialisasi Bahaya Tawuran Terus Digalakkan Dinas Pendidikan Kota Bekasi
Ilustrasi Istimewa

MONDAYREVIEW.COM – Sosialisasi bahaya perkelahian antarpelajar atau tawuran terus digalakkan oleh Dinas Pendidikan Kota Bekasi. Sosialisasi ini juga melibatkan unsur kepolisian.

"Kami prihatin dengan rangkaian kejadian tawuran antarpelajar di Kota Bekasi yang kini sedang mendapat sorotan masyarakat, sehingga perlu dilakukan sosialisasi bahayanya kejadian itu," kata Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Inayatullah di Bekasi, (20/3).

Data yang dihimpun melalui Kepolisian Resor Metro Bekasi Kota menyebutkan sebanyak 20 sekolah di wilayah hukum setempat rawan terjadi tawuran.

Sepanjang Maret 2017 sebanyak 2 pelajar SMP dan SMK tewas dalam kejadian bentrokan di Jalan Cut Meutia, Bekasi Timur dan Jembatan Layang Kranji, Bekasi Barat.

Tawuran antarpelajar masih menjadi permasalahan serius dalam pendidikan Indonesia. Tak jarang pula perkelahian ini memakan korban jiwa setiap tahunnya.

Sejumlah upaya antisipasi ditempuh oleh Dinas Pendidikan Kota Bekasi tidak hanya melalui kegiatan sosialisasi ke sekolah-sekolah, tetapi juga dengan cara membangun komunikasi yang aktif antara orangtua, guru dan masyarakat.

"Selanjutnya kami membuat surat edaran ke sekolah mulai dari SD, SMP hingga SMA/SMK dan dianjurkan untuk melakukan kesepakatan dengan pihak kepolisian setempat untuk mencegah aksi tawuran," ujarnya.

Sosialisasi bahaya tawuran juga menyertakan kepolisian dalam mengenakan secara dini dampak hukum yang harus ditempuh para pelaku tawuran, termasuk efek negatifnya bagi keluarga pelajar.